Rabu, 24 Oktober 2012

Doa Ketika Wukuf

Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.

A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Alhamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin
Subhanallah walhamdulillah wa lailaha ilallahu wallahuakbar.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah kerajaan dan bagi-Nya pula puja dan puji, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya dan upaya serta tak ada kekuatan selain dengan Allah jua.

Laa ilaaha illallahu wallaahu akbaru, laa illaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun,
laa ilaaha illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena sesungguhnya bagi-Mu puja dan puji, tiada Tuhan selain-Mu, wahai Yang Maha Pemberi, yang menjadi harapan, Yang Mencipta langit dan bumi, Yang Maha Luhur dan Maha Mulia.

Allahumma inni as’aluka bi’anna lakalhamda laa ilaaha illaa anta yaa hannaanu yaa mannanu yaa badii’assamaawaati wal’ardhi yaa dzaljalaali wal’ikraam
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas junjungan kami nabi Muhammad, shalawat yang dapat menyelamatkan kami dari segala huru-hara (akhirat) dan afat, dapat memberikan hajat (kebaikan) kepada kami, dapat membersihkan kami dari kejelekan, dapat mengangkat kami ke derajat yang lebih tinggi di hadapan Engkau, dapat membawa kami menuju kebajikan yang paling baik semasa kami hidup maupun sesudah mati. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam atas makhluk-Nya yang paling baik yaitu junjungan kami Muhammad, semua keluarga dan para sahabat beliau.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammadin shalaatan tunjiinaa bihaa min jamii-‘il ahwaali wal aafaati wa taqdlii lanaa bihaa min jamii-‘il haajaati wa tuthahhirunaa bihaa min jamii-‘is sayyi-aati wa tarfa-‘unaa bihaa ‘indaka a’lad darajaati wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaati min jamii-‘il khairaati fil hayaati wa ba’dal mamaati wa shallallahu ‘alaa khairi khalqihi sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallama
Aku mohon ampun segala dosaku kepada Allah Yang Maha Agung (3–10X).

Astaghfirullaahal ‘azhiiim (3–10 X)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau ciptakan aku, dan aku hamba-Mu, dan aku memenuhi janji dan ikatan kepada-Mu, aku berusaha memenuhinya dengan segala kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan-kejelekan yang aku perbuat. Aku sadar akan nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku sadar akan dosaku, karena itulah ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosaku selain Engkau.

Allahumma anta rabbi. Laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’ududzu bika min syarri maa shana’tu abuu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu’u bidzanbii faghfirlii fa’innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Ya Tuhan kami, (selama ini) kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami, pastilah kami ini tergolong orang yang merugi.

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami bersama orang-orang yang baik. Tiada Tuhan selain-Mu, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim.

Ya Allah, ampunilah dosaku semuanya, baik yang halus dan yang kasar, yang terdahulu dan terkemudian, yang nyata dan yang tersembunyi. (HR Muslim, Abu Daud dan Hakim)

Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khasiriin. Rabbanaaghfir lanaa dzunuubana wa kaffir ‘annaa sayyi’aatina wataffanaa ma’al abraari. Laa illaaha illaa anta subhaanaka innii kunu minazhzhalimiin.

Allahummaghfir lii dzambii kullahu diqqahu wa jillahu wa awwalahu wa aakhirahu wa ‘alaaniyatahu wa sirrahu.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mohon ampun


Ya Allah, sedemikian banyak dosa yang telah kami lakukan sejak kami akil- baligh hingga hari ini. Dosa kami ketika kami remaja yang sering menyusahkan orang tua kami dan guru-guru kami, membuat sedih mereka, membohongi mereka dan tidak menghormati mereka. Tidak pula kami mensyukuri kepada-Mu atas nikmat memiliki orang tua yang baik dan menyayangi kami. Ampunilah kami ya Allah, sungguh kami lebih beruntung dibanding anak-anak lain yang dibesarkan tanpa orang tua atau memiliki orang tua tapi tidak peduli dengan anaknya.

Ampuni pula dosa-dosa kami ketika remaja yang hampir tak pernah kami mengingat-Mu setiap hari, padahal saat itu Engkau telah mulai mencatat dan mengumpulkan setiap dosa-dosa kami. Ampunilah kemalasan kami dalam melakukan sholat pada masa lalu kami, ampunilah kebodohan kami saat itu yang lebih takut pada kehilangan teman dan pergaulan daripada bergantung kepada Engkau. Ampuni pula pergaulan kami selama remaja yang jauh dari nilai-nilai agama dan sering menyakitkan hati orang lain sedangkan kami sering melakukannya tanpa rasa bersalah.

Ampuni pula dosa-dosa kami semasa kami bekerja dan berkeluarga. Sungguh kini kami menyadari bahwa tak ada ridho dan pahala dari-Mu untuk setiap kelelahan kami bekerja selama ini bila tidak didasari niat karena mencari keridhoan-Mu. Sedemikian banyak pekerjaan yang kami lakukan hanya dengan niat mencari uang atau karena takut miskin dan bukan karena mencari keridhoan-Mu, padahal Engkau hanya menyuruh kami bekerja sedangkan masalah rezeki dan kaya-miskin semuanya Engkaulah yang memutuskan. Sering kami lebih takut pada atasan kami dan pada keterburu-buruan kami dibanding rasa takut kami pada-Mu dalam menegakkan sholat, padahal Engkau telah mempersiapkan neraka yang sedemikian dahsyatnya untuk orang-orang yang meninggalkan atau menyia-nyiakan sholat.

Ya Allah seandainya Engkau telah mempersiapkan hukuman 1 tahun di neraka untuk setiap 1 kali sholat yang kami tinggalkan atau yang belum sempurna, maka harus berapa ribu tahun kami di neraka untuk mengganti ribuan sholat yang telah kami tinggalkan atau kami laksanakan dengan tidak sempurna selama hidup kami sejak kami akil-baligh. Karena itu, ampunilah dosa-dosa kami ya Allah. Siapa lagi yang dapat mengampuni kami kalau bukan Engkau ya Allah.

Ya Allah, apabila dihitung mungkin akan ada sedemikian banyak barang atau uang atau waktu terbuang yang kugunakan tidak dijalan yang Engkau ridhoi, atau kadang sering pula aku membenarkan suatu perbuatan dzalim dan bahkan menganggapnya sebagai hakku. Selama itu aku jarang mengingat-Mu dan malah berbuat banyak dosa. Ampunilah semua dosa-dosaku ya Allah, ampunilah ya Allah.

Ampuni pula kelalaian kami dalam mengurus rumah tangga kami, kebodohan kami dalam berperilaku dalam keluarga kami. Ampunilah sikap kami yang sering mengecewakan suami/istri kami, membuat sedih hatinya, tidak menghormatinya, tidak mengurusnya dengan baik, dan tidak membimbingnya dengan baik menuju jalan Islam yang telah engkau syariatkan.

Ya Allah, ampunilah mata kami yang lebih sering kami gunakan untuk melihat hal-hal yang tak berguna atau hal yang maksiat dan hal-hal yang Engkau murkai, padahal kalau Engkau takdirkan kami buta maka sungguh kami akan menjadi makhluk yang lemah tak berdaya. Ya Allah ampuni pula mulut kami yang sering menyakitkan perasaan orang lain, yang sering membohongi orang lain, yang sering mengajak orang lain berbuat dosa dengan kami sadari atau tidak kami sadari, dengan mulut ini pula kami sering membicarakan ghibah dan fitnah yang hukumannya sangat dahsyat, dengan mulut ini pula kami menyampaikan kesombongan, ketamakan, kekikiran dan ke-riya’an diri kami. Ampunilah seluruh kata dan perbuatan buruk yang pernah keluar dari mulut kami ini.

Ya Allah ampuni pula telinga kami yang selama ini tidak mendengarkan suara-suara yang baik, seperti ucapan-ucapan bijak para ulama, nasihat agama dalam ceramah agama dan mendengarkan ayat-ayat Al-Quran. Apajadinya diri kami ini bila Engkau tulikan pendengaran kami. Padahal itu begitu mudah bagi-Mu.

Ya Allah, ampunilah tangan kami yang sering menjadi kikir dalam memberikan sedekah kepada orang lain, yang jarang digunakan untuk menuliskan kebaikan-kebaikan untuk orang lain. Apa jadinya kalau Engkau ambil tangan kami ini dari tubuh kami. Ampuni kaki kami yang lebih banyak digunakan menuju tempat-tempat kemewahan dan kepentingan duniawi dan jarang digunakan untuk menuju ke mesjid dan pengajian. Apajadinya kalau Engkau ambil kaki ini dari tubuh kami. Ya Allah, jadikanlah kaki kami ini lebih rajin mengunjungi orang-orang saleh, menghadiri majlis-majlis ilmu, mendamaikan orang, menyambung silaturahmi, melaksanakan jihad, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menentramkan hati dan memperkuat iman kami.

Ampuni syahwat kami yang sering sulit kami kendalikan, sedemikian lemahnya kami menghindarkan pandangan dan syahwat dari lawan jenis kami yang semakin bebas berkeliaran di zaman ini. Ampunilah diri kami ya Allah, kuatkanlah iman kami dari maksiat syahwat.

Ya Allah, ampunilah kesombongan kami akan akal dan otak kami yang sering menjadikan kami merasa paling cerdas. Padahal sungguh begitu mudah bagi-Mu untuk menjadikan kami bodoh atau gila. Padahal Engkau sangat membenci kesombongan, apalagi kesombongan akal. Padahal orang yang paling cerdas menurut-Mu adalah orang yang paling banyak bertaqwa. Ampunilah kebodohan dan kesombongan kami ya Allah, beri kesempatan kami untuk bertobat, hapuskanlah seluruh dosa-dosa kami.

Alangkah bodohnya kami ya Allah, padahal ilmu kami sangat sedikit tapi sering kami merasa sudah berbuat yang terbaik. Tambahkanlah ilmu (agama) kami ya Allah supaya kami dapat membedakan mana perilaku kami yang sudah baik dan mana yang masih buruk. Janganlah Engkau golongkan kami kepada golongan orang-orang yang bodoh tapi merasa paling benar, atau orang yang sebenarnya malas tapi selalu merasa perlu banyak istirahat, jangan pula menjadi orang yang sebenarnya sombong karena merasa lebih mampu dibanding orang lain, jangan pula kami menjadi orang yang kikir hanya karena merasa ada keperluan lain yang lebih penting atau karena kami takut lapar dan takut miskin, jangan pula kami menjadi riya’ karena lebih membutuhkan pujian orang lain.

Ya Allah, sungguh kami lupa mengingat semua dosa-dosa kami yang sedemikian banyaknya selama hidup kami. Kami pun sering sedemikian bodohnya, sehingga banyak dosa-dosa yang kami anggap kecil atau tidak ada padahal Engkau telah mencatatnya sebagai dosa-dosa besar. Ya Allah sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dosa-dosa yang telah kami lakukan, ampunilah semua dosa-dosa kami, baik yang kami ingat maupun yang telah kami lupa, yang sengaja ataupun yang tak sengaja, yang besar maupun yang kecil, yang dulu maupun yang akan datang, seluruhnya ya Allah. Jangan ada tersisa sedikit pun ya Allah.

Ya Allah, ampunilah dosa syirik besar maupun kecil yang pernah kulakukan. Aku tahu dosa syirik takkan terampuni karena itu hapuskanlah dosa-dosa syirik itu dari daftar dosa yang telah Engkau catat. Hapuskanlah ya Allah. Janganlah sampai aku terjebak lagi dalam syirik, bukakanlah mataku untuk membedakan mana yang syirik dan mana yang tidak, kuatkanlah imanku untuk menjauhkan syirik sejauh-jauhnya, kuatkan imanku ya Allah, dan kuatkanlah kesabaranku walau aku menghadapi ujian yang sangat berat sekalipun. Kuatkanlah aqidahku ya Allah, bersihkan qolbuku, tambahkan ilmu agamaku, ilmu yang bermanfaat, bersihkan niatku dari riya, amin ya rabbil alamin.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa yang pernah kami lakukan pada umat dan makhluk-Mu. Ampunilah perbuatan jahat, laknat, maksiat, zhalim dan hal-hal lain yang Engkau murkai yang pernah kulakukan kepada umat manusia lainnya, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal.

Ampunilah rasa malu dan kesulitanku untuk memohon maaf kepada mereka satu per satu, bukalah pintu maaf orang yang pernah kuzhalimi untuk diriku. Gugurkanlah setiap dosaku kepada mereka setiapkali mereka sedang mengingatku atau mengingat kesalahanku pada mereka.

Jadikanlah doa kami ini menjadi pertobatan kami yang taubatan nasuha. Bimbinglah dan tunjukilah kami jalan yang baik untuk hari-hari selanjutnya untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatan yang Engkau golongkan dosa kecil apalagi dosa besar.

Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tua kami serta kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil

Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa (3-10X)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Keluarga

Ya Allah, rendahkanlah suaraku di mata mereka, indahkan bicaraku dimata mereka, lembutkan tingkah lakuku di mata mereka, rindukan mereka akan hatiku, jadikanlah aku orang yang mengasihi dan menyayangi mereka. Ya Allah, berikan pahala kepada mereka atas upaya mereka mendidikku, limpahkan karunia-Mu atas pemberian mereka padaku, dan jagalah mereka sebagaimana mereka menjagaku semasa aku kecil.

Allahumma khaffidh lahuma shawti, wa athib lahuma kalami, wa alin lahuma’arikati, wa’thif ‘alayhima qalbi, wa shayyirni bihima rafiqan wa ‘alayhima syafiqan. Allahummasykur lahuma tarbiyati, wa atsib huma ala takrimati, wahfazh lahuma ma hafizhahu minni fi shighari.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami istri dan keturunan yang dapat menjadi penyenang hati bagi kami dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS, al-Furqan, 25:74).


Rabbannaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrata a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Duhai Yang Maha Mengasihi dan Menyayangi umat manusia. Karuniakanlah kami keluarga yang sakinah, keluarga yang soleh dan bertaqwa, keluarga yang sangat mencintai diri-Mu dengan penuh makna dan ikhlas, keluarga yang bahagia, damai, harmonis, tenteram, tawadhu, sabar dan santun. Karuniakanlah kepada keluarga kami kesehatan, keamanan, kemudahan, kemuliaan, kehormatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, keimanan serta dijauhkan dari tekanan utang, sifat kikir dan sifat boros. Jauhkanlah segala macam penyakit fisik dan psikis dari diri kami, kedua orang tua kami dan keluarga kami.

Jadikan hari tua dan akhir hidup kami dan orang tua kami penuh kebahagiaan, kesehatan dan kedamaian, dan kuatkan iman kami semua disaat sakaratulmaut. Kuatkanlah keimanan dan perbanyaklah amal dan ibadah kami, kedua orang tua kami dan kami sekeluarga, baik saat kami lemah dan tua serta di detik-detik terakhir kehidupan kami.

Karuniakanlah kami sekeluarga dan orang tua kami akhir hidup yang indah, khusnul khatimah ya Allah. Kumpulkanlah kami sekeluarga dan kedua orang tua kami beserta seluruh sanak saudara kami di surga-Mu ya Allah. Kumpulkanlah kami bersama-sama Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang mulia serta keluarganya yang sabar dan pandai mensyukuri. Haramkan neraka bagi kulit kami ya Allah.

Ya Allah, ampunilah kesalahan kami, kelalaian kami dan kekurangan kami dalam melayani kedua orang tua kami, ampuni perbuatan kami yang sengaja atau tak sengaja yang telah banyak menyusahkan dan membebani pikiran kedua orang tua kami sehingga mengurangi kebahagiaan mereka.

Ya Allah, ampunilah kesalahan dan kebodohan kami dalam memelihara keluarga kami. Berilah kami petunjuk dan kemudahan dalam membesarkan dan mendidik anak-keturunan kami. Sehatkanlah kami, sehatkanlah anak kami.

Ya Allah, karuniakanlah usia yang panjang, kesehatan dan kekuatan mental dan fisik, kehormatan, kemuliaan, kecerdasan, kebahagiaan dan kesejahteraan kepada anak-keturunan kami. Jadikanlah anak keturunan kami menjadi umat-Mu yang sholeh / sholihah dan bertaqwa, ikhlaskan hatinya untuk menjaga kami saat kami tua dan lemah, yang rajin mendoakan kebaikan kepada kami/orangtuanya saat kami hidup dan saat kami / orangtuanya telah meninggal dunia.

Ya Allah, perbanyaklah sebanyak-banyaknya jumlah umat muslim yang ikhlas menjaga dan memperhatikan kami saat kami lemah dan tua, serta mendoakan kami setelah kami meninggal dunia.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik. Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezkiku itu paling luas pada saat tuaku dan saat lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram, dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu nikmat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.

Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban wasta’milnii thayyiban. Allahummaj’al ausa’a rizqika ‘alayya ‘inda kibari sinnii
wangqithaa’i umrii.

Allahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaak. Allahumma inni as’aluka rizqan waasi’an naafi’an. Allahumma innii as’alukan na’iimal muqiimalladzii laa yahuulu wa laa yazuul.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang jadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti. Jadikanlah hidup itu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah mati itu pelepas segala keburukan bagiku.

Allahumma ashlih lii fii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyi wa ashlih lii aakhiratillatii fiihaa ma’aadii waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli kharin waj’alil mauta raahatan lii mingkulli syarrin

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.

Allaahumma inni a’uudzu bika minal hammi wal hazani wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatiddaini wa qahrirrijaal.

Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.

Allahumma innii as-‘aluka nafsan muthma’innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika wa taqna’u bi’athaa’ika.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Rezeki

Ya Allah, Yang Menguasai setiap takdir dan rezeki manusia, kuatkanlah fisikku, kuatkan mentalku, kuatkanlah ikhtiarku, kuatkan kemauanku, lindungilah kesucian hatiku dan tingkahlaku pada setiap langkah hidupku, lindungilah diriku dari rasa malas dan putus asa serta dari sifat kikir dan boros, jauhkanlah syaitan dan jin dari setiap langkah hidupku.

Ya Allah, Yang Mengatur rezeki setiap manusia, Yang Maha Pemberi kemudahan, Yang Maha Mengetahui akan setiap jalan yang baik dan benar. Karuniakanlah aku kemudahan dan kebaikan dalam menggunakan lidahku, hatiku dan fisikku dalam berkomunikasi dan bersilaturahim dengan semua umat manusia, dan mudahkan langkahku untuk membuka jalan ke pintu rezeki-Mu.

Ya Allah, aku mohon petunjuk-Mu akan arah yang baik dan benar untuk setiap langkahku. Mudahkan jalanku, kuatkan imanku..ya Allah. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Tahu yang terbaik bagi umat-Mu. Seandainya rezekiku berada di langit dan baik untuk diturunkan segera, aku mohon keridhoan-Mu untuk menurunkannya padaku, bila berada di bumi tampakkanlah, bila jauh dekatkanlah, bila sedikit perbanyaklah, dan berkahi aku di dalamnya.

Ya Allah, karuniakanlah aku mata pencaharian yang halal dan baik, yang dapat memenuhi tanggung jawab nafkah bagi keluargaku, mata pencaharian yang dapat mendekatkan diriku kepada orang-orang soleh dan perbuatan-perbuatan yang baik. Jadikanlah pekerjaanku itu sebagai sumber rezeki yang dapat membahagiakan keluargaku, tetanggaku, umat muslim serta semua umat manusia. Jagalah aku agar setiap rezeki yang Engkau berikan padaku memiliki berkah, jadikan rezekiku selalu halal dan berada di jalan yang Engkau ridhai. Jagalah diriku agar selalu dapat mensyukuri setiap rezeki dan nikmat-Mu.

Ya Allah, tunjukilah kami selalu jalan untuk selalu mensucikan harta kami, jangan lagi ada harta yang tidak suci di rumah kami ya Allah kecuali Engkau telah memaafkan kami atas keberadaannya. Janganlah biarkan ada ada harta yang mubazir di rumah /di diri kami kecuali Engkau punya rencana yang baik bagi kami ya Allah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang pernah kulakukan selama hidupku yang terjadi selama aku mencari nafkah. Ampunilah dosa yang kusadari atau tak kusadari, sengaja atau tak sengaja, baik dosa lisan, dosa fisik, dosa finansial, dosa kesombongan, dan dosa apapun ya Allah. Seandainya ada dosa yang harus kuganti di dunia ini maka berilah aku petunjuk dan mudahkanlah aku untuk melaksanakannya.

Ya Allah, maafkanlah dosa nenek-kakek kami, saudara-saudara dan teman kami yang muslim yang telah meninggal dunia. Jauhkanlah mereka dari siksa kubur, mudahkan peghisaban mereka, masukkanlah mereka ke dalam surga.

Kesehatan

Ya Allah, aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezki yang luas dan kesembuhan dari segala rupa penyakit.

Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah sehatkanlah penglihatanku. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kemiskinan. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, tidak ada Tuhan melainkan Engkau.

Allahumma inni as’aluka ilman naafi’aa, wa rizqan waa si’a, wa syifaa’an min kulli daa’in.

Allahumma ‘aafinii fii badanii, allahumma ‘aafinii fii sam’ii, allahumma ‘aafinii fii basharii, allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri, allahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri laa illaha illaa anta.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, Yang Menguasai segala rupa penyakit dan penyembuhannya. Karuniakanlah kesehatan pada diriku, jasmani dan rohani. Seandainya ada penyakit dan cacat badan yang bersarang dalam diriku, baik yang telah ada atau yang akan Engkau rencanakan, maka hapuskanlah penyakit itu ya Allah, hapuskanlah penyakit itu ya Allah dalam suratan takdir-mu ya Allah. Aku mohon ya Allah, sehatkanlah diriku selalu, hari ini, besok dan hingga akhir hayatku. Aku mohon ya Allah, janganlah hari tuaku dipenuhi dengan berbagai macam penyakit, jadikanlah hari tuaku paling indah dan dipenuhi dengan amal ibadah dan keimanan yang setinggi-tingginya kepada-Mu ya Allah.

Kebersihan Hati

Ya Allah, sucikanlah hatiku dari nifak (berpura-pura), amalanku dari riya (ingin dipuji manusia), lidahku dari dusta, mataku dari khianat. Engkaulah yang mengetahui segala khianat mata dan segala was was atau segala sesuatu yang disembunyikan oleh dada-dada manusia.

Allahumma thahhir qalbii minannifaaqi, wa ‘amalii minarriyaa’I, wa lisaanii minal kadzibi, wa ‘ainayya minal khiyaanati, fa’innaka ta’lamu khaa’inatal a’yuni wa maa tukhfishshuduur.

Ya Allah, jauhkanlah aku dari sifat munafik, sifat pemalas, sifat kikir, sifat boros, sifat sombong, sifat tergesa-gesa, sifat tidak sabaran. Ya Allah, jadikanlah aku umat-Mu yang berakhlak mulia seperti akhlak rasulullah, akhlak yang Engkau ridhoi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia). Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS Ali Imran 3 : 8 – 9).

Rabana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana min ladunka rahmatan innaka antal-wahhab, rabbana innaka jami’un-nas liyaumin la raiba fihi innallaha la yukhliful-mi’ad.

Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki (kami jalan yang benar), dan berilah kami hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi. Ya Allah, kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat.

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya.

Rabbanaa afrigh ‘alainaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahablanaa milladungka rahmatan innaka antal wahhaab. Allahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla. Allahumma kamaa hulta bainii wa baina qalbii, fahal bainii wa bainasy syaithaani wa ‘amalihi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Husnul Khatimah
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baik hariku adalah pada saat aku menemui-Mu.

Alaahummaj’al khaira ‘umrii aakhirahu wa khaira ‘amalii khawaatiimahu wa khaira ayyaamii yauma liqaa’ika
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu) (QS Al-A’raf 7 : 126)

Rabbana afrigh’alaina shabran wa tawaffana muslimin
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisap.

Allahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, Yang Maha Pengampun lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu. Aku mohon ya Allah, janganlah dulu cabut nyawaku sebelum Engkau haramkan neraka bagi kulitku dan sebelum Engkau wajibkan surga bagi diriku. Tetapkanlah diriku selalu setiap saat dalam keadaan beriman dan ingat kepada-Mu. Jadikanlah aku selalu dalam keadaan takut akan akhirat-Mu, jadikanlah aku menjadi orang yang dapat mencintai-Mu sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya mencintai diri-Mu dan sebagaimana mereka takut akan akhirat-Mu.

Ya Allah, jadikanlah hidupku mulai hari ini hingga detik-detik terakhir kematianku penuh ketaqwaan, keimanan, kemudahan dan kebahagiaan. Lapangkanlah kuburanku, jauhkanlah aku dari siksa kubur ya Allah. Mudahkanlah aku ya Allah di padang Mahsyar, jadikanlah aku termasuk orang yang Engkau lindungi di padang Mahsyar hingga hari penghisaban. Mudahkanlah penghisaban diriku ya Allah. Masukkanlah aku ke surga-Mu ya Allah. Jadikanlah aku termasuk orang yang Engkau beri izin untuk memandang wajah-Mu kelak di akhirat.

Duhai Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana, Yang Maha Mengetahui hal yang paling baik bagi umat-Mu. Ya Allah, karuniakanlah negeri kami pemimpin yang adil, yang beriman kepada-Mu, yang menyayangi rakyatnya, yang membenci kezhaliman, yang ingin menegakkan syariah Islam di negeri kami. Jauhkanlah dari negeri kami pemimpin-pemimpin yang zalim dan yang tidak beriman kepada-Mu.

Ya Allah tegakkanlah syariah Islam di negeri kami, tegakkanlah kehormatan agamu-Mu di negeri kami, jadikan negeri kami percontohan yang baik sebagai negeri kaum muslim.

Penutup doa

Bagi kami cukup Allah saja pelindung yang baik bagi kami, tempat berserah diri yang baik bagi kami, dan penolong yang baik bagi kami.

Hasbunallahu wani’mal wakiilu ni’mal maulaa wani’mannashiir
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Allah, izinkanlah aku untuk kembali ke tanah suci-Mu ini untuk kembali melaksanakan ibadah haji atau ibadah umroh dalam keadaan sehat wal afiat. Ya Allah izinkanlah aku kembali berhaji atau berumroh dalam keadaan lebih mabrur, lebih sehat dan lebih kuat.

Ya Allah, kabulkan doa, harapan dan permintaan teman-temanku yang menitipkan doa kepadaku untuk disampaikan di tanah suci-Mu ya Allah, baik yang telah terucap kepadaku maupun yang masih terbesit dalam hati mereka ketika mereka memandangku atau mendengar rencana keberangkatanku berhaji.

Ya Allah, tambahlah ilmuku, bimbinglah aku agar mendapat hanya ilmu yang lurus dan benar sesuai dengan syariat-Mu dan ajaran rasul-Mu. Bimbinglah aku agar imuku menjadi ilmu yang bermanfaat, jauh dari riya’, mudahkanlah mulutku untuk membaca dan memahami Al-Quran. Jadikanlah aku umat-Mu yang pandai menyampaikan ayat-ayat-Mu dengan ikhlas, tidak riya’, mudahkan mulutku untuk berkomunikasi dengan lancar dan tawadhu, jadikan aku orang yang tawadhu, mudahkan hati dan pikiranku untuk menganalisa ilmu agama secara benar dan lurus.

Karuniakanlah kepada aku dan seluruh anggota keluarga berupa teman-teman yang sholeh sebanyak-banyaknya, pergaulan yang baik. Jauhkanlah aku dan keluargaku serta kedua orang tua dari pergaulan dan teman-teman yang kurang baik dan dari teman-teman yang tidak sesuai dengan anjuran-Mu. Karuniakan pula kami kesempatan untuk beramal, beribadah, bersedekah, berdakwah sebanyak-banyaknya selama sisa akhir hidup kami.

Allahuma a’inni alla dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Kesejahteraan dan keselamatan semoga dilimpahkan kepada junjungan pemimpin para nabi dan rasul Muhammad s.a.w, atas keluarganya serta para sahabatnya semuanya.

Maha suci Tuhanmu, Tuhan Yang bersih dari sifat-sifat kekurangan. Dan semoga keselamatan dicurahkan kepada para Rasul dan segala puji bagi Allah seru sekalian alam. (HR. An-Nawawi).

Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalaatu wassalaamu ‘alla sayyidil ambiyaa’i wal mursaliina muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shabihi ajma’iin.

Subhaanaka rabbika rabbil ‘izzati’ ammaa yashifuuna wa salaamun ‘alal mursaliina walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Da’waahum fiihaa subhaanakallaahumma wa tahiyyatuhum fiihaa salaamun, wa aakhiru da’waahum anil hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin.

Ya Allah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.

Allahuma inna nas’aluka ridhoka waljannata wana’uudzubika min shakatika wannaar.


Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka.

Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Alhamdulillahi rabbil alamin.


Baca surat Al Fatihah

Senin, 22 Oktober 2012

Puisi Arab (syair ) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab

1. Puisi (Syair) Arab Pada Masa Jahiliah
Mendengar kata jahiliah mungkin asumsi yang terdengar adalah asumsi negative yang mengklaim bahwa masyarakat pada waktu itu adalah bodoh dan tidak memiliki peradaban. Padahal realitasnya tidak seperti itu, bangsa arab pada masa jahiliah bukanlah bangsa yang bodoh yang akhlaknya ruksak, moralnya dangkal dan tidak memiliki peradaban tinggi. Mereka tidak mempunyai karya cipta dan hasrat untuk menopang peradabannya menjadi peradaban yang tinggi juga makmur diabadikan oleh sejarah, akan tetapi pada masa ini merupakan masa awal yang subur bagi berkembangnya genre sastra puisi sebagai cipta rasa kebudayaannya yang orisinil yang menjadi rekaman sejarah mereka.
Melihat dari historisitasnya sebenarnya orang pertama yang menamai bangsa arab jahiliah adalah Rasuluah SAW. Kata jahiliah dinisbatkan rasululah untuk menyebut bangsa arab sebelum islam yang kapir dan selalu membangkang pada kebenaran. Ahmad Amin seorang pakar sejarah dan kebudayaan islam memberikan defenisi mengenai kata jahiliah, menurut hemat beliau kata jahiliah bukanlah berasal dari kata jahl yang berarti bodoh tiada ilmu tetapi jahl disini adalah dalam artian saffah, ghadhab, anfak (sedai, berang, tolol). Jadi bangsa arab jahiliah adalah bangsa arab sebelum datangnya islam yang keras kepala selalu membangkang kepada kebenaran, mereka terus menentang kebenaran meskipun mereka tahu bahwa mereka salah ataupun dalam posisi tidak benar.
Puisi (syair) pada masa jahiliah mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam peradaban mereka, tidak hanya pada masa jahiliah tetapi pada masa islam, pada masa khalifah dan daulah islamiah sampai sekarang kepada kita puisi mempunyai tempat yang teramat special dihati masyarkat arab secara global. Bisa dikatakan bahwa puisilah menjadi identitas kemurniaan sastra arab yang diwariskan dari pendahulu mereka. Lebih dari itu puisi arab terutama puisi pada masa jahiliah dijadikan rujukan sejarah bagi masyarakat dan perabadan terdahulu bangsa arab yang paling utama dan di jadikan sumber otentik untuk mengetahui dan meneliti bukti sejarah (disamping al quran dan kitab injil umat nasrani) karena bisa diasumsikan bahwa puisi-puisi pada masa jahiliah adalah bukti sejarah yang riil yang sampai kepada kita melihat dari itu banyak bukti-bukti sejarah seperti bangunan-bangunan, prasasti-prasasti mereka cepat rusak dimakan zaman. Tidak sedikit dari para pakar sejarah merujuk kepada puisi-puisi klasik untuk untuk mencari sumber bangsa arab terdahulu terutama pada puisi-puisi arab jahilah.
2. Definisi Puisi Pada Masa Jahiliah
Puisi adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata (diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yang abadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi yang popular dikenang sepanjang masa.
Melihat dari totalitas esensi puisi pada masa jahiliah puisinya singkat, bahasanya padat, dan ketika membuat suatu perumpamaan dalam berpuisi mereka selalu membuat perumpamaan yang langsung di lihat dengan mata telanjang, jauh dari uslub yang berlebihan ini sesuai dengan tabiat mereka, tabiaat mayarakat pada masya jahiliah yang hidupnya simple. seluruh syair arab jahili berbentuk hurufnya muqofa (huruf ujungnya sama) bahkan qafiayah ini bukan hanya pada syair saja, tetapi kalimat-kalimat keagamaan dan kalimat-kalimat lainnya yang dianggap penting yang tidak terikat oleh kaidah-kaidah syair dalam arti sempit seperti ungkapan peramal, para ahli hikmah, orasi kadang berbentuk muqofa.
Sebagaimana telah dipaparkan diatas, puisi memiliki kedudukan penting dalam khazanah perdaban bangsa arab terutama masyarakat jahiliah pada waktu itu sangat menyukai puisi, itu brimbas kepada para penyair sebagai pencipta puisi yang otomatis dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu mendapatkan posisi yang tinggi derajatnya. Para penyair pada masyarakat jahiliah merupakan kaum intelektual yang otomatis menguasai ilmu bahasa terutama baca tulis yang kebanyakan dari bangsa arab adalah ummi/buta huruf. Disamping itu sebagian besar para penyair pada waktu itu menguasai ilmu-ilmu yang notabene penting dan sangat dibutuhkan pada masanya seperti ilmu perbintangan, nasab, perdukunan, tanda jajak dll.
Menurut Ahmad amin secara etimologi kata sya’ara/syair(شعر) mempunyai arti a’lima (mengetahui). Seprti kata sya’aratun bihi yang artinya a’limtu. Karena dalam bahasa arab syair memiliki arti al-I’lm (pengetahuan) dikatakan laita syi’iri yang sama mempunyai arti dengan kalimat laita I’lmi (semoga ilmuku) dan asyu.’arahi ibn al-amr mempunyai arti a’lamahu (memberitahukan persoalan) jadi sudah jelas bahwa kata syair mempunyai arti alim (orang yang mengetahui), yakni orang yang mengetahui persoalan yang belum diketahui orang banyak. Dalam al-quran juga kata yasy’urukum mempunyai makna ya’lamukum (mengetahui). sperti dapat dipahami pada ayat dibawah ini;
ومايشعركم أنها اء ذا جاء ت لا يؤمنون
Dan apakah yang menjadikan kamu tau bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman (QS.6;109).
Sedangkan dalam kamus lisan arab, kata sya’ara dimaknai ilmu dan makrifah. Oleh karena itu kata asy-syua’ara artinya ulama. Kemudian makna syair meluas dan berkembang menjadi kata puisi.
3. Genre puisi pada masa jahiliah
Sangat sulit untuk melepaskan puisi dalam kehidupan masyarakat jahiliyah, karena dari setiap aspek kehidupan mereka tidak terlepas dari bersyair, puisi merupakan ujung tombak senjata utama bagi mereka untuk mengangkat moral mereka baik saat berperang, melakukan ritual agama, saat berdagang, berorasi politik, saat bersantai-santai ataupun sekedar menghilangkan rasa keluh kesah mereka yang menggambarkan aktivitas mereka saat itu. Sehingga tidak aneh syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat pada masyarkatnya waktu itu, maka masing-masing kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka dan mereka kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.
Masih ingat dalam benak kita bahwa pada musim haji di pasar ukaz sering diadakan perayaan sastra dan perlombaan membuat dam membaca puisi yang berpusan di Mekkah yang menjadi sental perdagangan dan kebudayaan saat itu di Hijaz. Bagi pemenang perhralatan sastra tersebut karyanya akan ditulis dengan tinta emas dan di gantingkan dika’bah yang disebut dengan muallaqot as-sabah. Syair ini dinamakan mualaqot karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Dikatakan as-sabah karena jumlah penyairnya ada 7 orang yaitu Umrul Qais,, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza . Kasidah mualaqot merupakan salah satu bukti bahwa pada masa ini bangsa arab sudah memperhatikan peradaban mereka yakni bersyair sebagai sarana untuk berkarya dan membangun perababan yang makmur.
Kuatnya tradisi berpuisi bangsa arab jahili digambarkan oleh Syukri Fhaisol yang mengatatakan bahwa puisi bangsa arab hampir menguasai pembendaharaan bentuk ungkapan di berbagai bidang dalam bahasa arab seperti dalam bidang peperangan kita mengenal puisi fakhr, hija, khamasah. Dalam bidang ritual penghayatan ada puisi, madh hikmah, dalam perdamaian ada puisi madeeh, itidraz dll. Semua bidang tersebut pada masa jahiliah tumbuh dalam suasana puitis bahkan rotsa dan mantra-mantra yang biasanya di gunakan para dukun jahiliahpun bersajak sehingga dikenal dengan sajak Saja’ul kuhhan. Hubungan diantara keduanyapun begitu dekat dengan wazan dan qafiahnya.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
1. Al-Madh puisi pujian. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk memuji seseorang dengan segala sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan, keberanian maupun tingginya kepribadiab ahlak seseorang yang dipujinya
2. Al-Hija’ puisi cercaan puisi ini digunakan untuk mengeejeek atau mencaci seorang musuh dengam menyebutkan keburukan musuh, baik itu untuk mengejek individu mushnya maufun kabilahnya
3. Al-Fakhr puisi membangga. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk berbangga-bangga dengan segala jenis kelebihan dan keunggulan yang dimuliki oleh suatu kaum. Pada umumnya puisi ini digunakan untuk kemenangan dan kemenangan seseorang atau kabilah dalam peperangan.
4. Al-Hamaasah puisi semangat yakni puisi ini digunakan untuk membangkitkan semangat dan membakar emosi pasukannya ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu motivasi dalam hidup untuk berjuang
5. Al-Ghozal/ tasybih adalah jenis puisi yang didalamnya ber isi tentang ungkapan cinta bagi sang kekasih biasanya menyebutkan tentang wanita dan kecantikannya dahkan tempat tinggalnya atau pun segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan mereka.
6. Al-I’tidzar puisi permohonan maaf. Puisi seperti ini biasanya digunakan untuk mengajukan udzur dan alas an dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah ia perbuat
7. Ar-Ritsa’ puisi belasungkawa, puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang yang sudah meninggal dunia.
8. Al-Washf merupakan sebuah jenis puisi yang bisanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian dengan penggambaran alam. Biasanya puisi seperti ini memberikan suatu gambaran ataupun penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik seperti menggambarkan jalannya perang, keindahan alam dll.
9. Hikmah puisi petuah bijak. jenis puisi seperti ini biasanya berisi tentang pelajaran kehidupan yang baik pada masa jahiliah.
Contoh puisi-puisi pada masa jahiliayah
Dibawah ini merupakan contoh puisi hikmahnya zuhair bin abi sulma
سئمت تكاليف الحياة ومن يعش # ثمانين حولا لاأبالك يسأم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”
Dibawah ini meupakan contoh puisinya ghazal umrul Qais
وليل كموج البحر أرخى سدوله # علي بأنوع الهموم ليبتل
فقلت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat.”
Dibawah ini merupakn puisi madahnya nabigoh ketika memuju raja nu’man
فاءنك شمس و الملوك كواكب # اء ذا طلعت لم يبد منهن كوكب
Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja yang lain dalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”
Melihat lebih jauh tradisi berpuisi bangsa arab mempunyai akar historis yang panjang. Sangat sulit bagi penulis untuk melacaknya. Yang jelas tradisi puisi pada masa jahiliah adalah embrio berkembangnya sastra arab hususnya genre yang berjenis puisi yang mrupakan cerminan orisinilitas pemikiran bangsa arab juga menjadi cerminan kehidupan mereka. Sangat jelas bahwa tradisi berpuisi masyarakat jahiliah terutama syair muallaqot merupakan titik tolak majunya peradaban bangsa arab yang akan maju pesat dan menjadi sumaber peradaban dunia pada abad pertengahan saat bersendtuhan dengan islam.
dikutip dari:  http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-sebagai.html

Sabtu, 13 Oktober 2012

Asal mula bahasa arabb

Pembahasan sejarah bahasa arab merupakan pemikiran yang sangat rumit dan panjang untuk ditelusuri. Dengan berbagai bentuk teori dan perbandingan dengan penemuan script kuno dan lain sebagainya, sampailah para pencinta bahasa arab kepada ketidak-adanya kesepakatan yang baik antara satu pendapat dengan pendapat lainnya.
Masing-masing berdalih dan berdalil dengan kuat sehingga tidaklah jelas hingga saat ini manakah diantara beragam teori yang ada tersebut merupakan satu kebenaran atau yang paling mendekati kebenaran yang bisa diterima oleh pihak lain, atau paling tidak oleh ummat islam sendiri yang pada dasarnya merupakan pengembang dan penyebar bahasa ini. Dalam artikel ini langsung saja akan diuraikan secara ringkas mengenai beberapa pendapat yang banyak beredar dan utama dikalangan ahli bahasa, ilmuwan, arkeologi, ahli sejarah, dan kalangan umum.
Diantara pendapat mengenai perkembangan bahasa arab yang paling global adalah:
  1. Pendapat yang menyatakan bahwa bahasa Arab telah ada semenjak zaman Adam, sehingga perintis tulisan Arab dan pola kalimat bahasa Arab adalah Adam. Pendapat ini merupakan pendapat yang paling klasik dan merupakan interpretasi secara langsung dari Alquran surah Albaqarah 31, و علّم آدم الأسماء كلها yang artinya kuranglebih sbb: “Allah telah mengajari Adam pengetahuan tentang segala nama”. Dari dalil ini, mereka yang berpendapat bahwa nama-nama benda dan berbagai hal atau sifat di dunia ini telah diajarkan oleh Allah kepada Adam dalam bahasa Arab. Bahkan pengikut pendapat ini yang lebih tegas menyatakan bahwa huruf Arab telah dikuasai oleh Adam tanpa belajar dan langsung dari Allah seketika, atau disebut sebagai sebuah mukjizat atau paling tidak sebagai karunia (nadzariyah at tauqif).
  2. Pendapat dari ahli-ahli tulisan kaligrafi mengenai bahasa Arab menyatakan bahwa bahasa ini memang ada semenjak zaman Adam, jadi merupakan bahasa pertama yang diciptakan manusia dan kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa baru. Baik bahasa utamanya maupun berbagai cabang yang tumbuh darinya tersebut pada akhirnya mengalami berbagai perubahan dan perkembangan sesuai dengan peradaban manusia. Pendapat ini juga menggunakan bukti-bukti sejarah dan sebagainya untuk mendukung teori mereka. Disebutkan bahwa dari berbagai penemuan yang ada diketahuai bahawa semenjak 4000 tahun sebelum masehi, baru ada manusia yang bisa membuat membuat abjad atau bahasa tulis (sebelumnya dianggap belum ada bahasa tulis atau memang belum diketemukan bukti tertulisnya), yaitu oleh bangsa Sumeria di Mesopotamia yang membuatnya diatas batu; selanjutnya bangsa Mesir purba dengan sistem tulisan hyeroglyph; kemudian bangsa Babilonia dan Assyria di Mesopotamia yang memakai tulisan paku atau “cuneiform” dan dipahatkan diatas batu; begitupun bangsa Phunisia, China, Romawi, dan lain sebagainya. Mereka termasuk bangsa-bangsa yang mengawali pembangunan peradaban tinggi. Sementara itu tulisan Arab masih tergolong muda karena lahir belakangan. Ada pendapat bahwa tulisan Arab Kufi merupakan turunan terakhir dari hyeroglyph setelah melewati fase tulisan Phunisia, Musnad, dan Arami hingga kemudian mencapai jenis tulisan masa sekarang. Dengan semakin berkembangnya pendapat para ahli, teori ini terbagi menjadi beberapa kelompok utama, yaitu:
    1. Teori Selatan (Himyari) yang menyatakan bahwa tulisan Arab yang ada pada saat ini diadopsi dari musnad himyari atau hameir di Yaman. Orang Yaman kuno (Himyar) pindah ke Hierah, sebuah kota dintara Nejef dan Kufah pada masa dinasti Al Mundzir keturunan Tababiah suku Yaman. Dari Hierah ini, kemudian dibawa oleh pengembara bernama Harb bin Umayyah yang belajar dari kota tersebut kemudian setelah menetap di Makah mengajarkan kepada penduduk sekitarnya. Akhirnya, suku-suku di Madinah, yaitu Auz, Khajraj, dan Tsaqif ketularan.
    2. Teori Utara (Hieri) yang menyatakan bahwa berdasar riwayat Al Baladzuri (bernama asli Ahmad bin Yahya) yang merupakan sejarawan Arab keturunan Persia yang handal dan teruji validitasnya. Dia lahir di Baghdad dan wafat pada 892M. Ia meriwayatkan dari Abbas bin Hisyam bin Saib Al Kalby dari kakeknya dari Assyarqi Al Qathani: bahwa saya Maramir bin Murrah, Aslam putra Sadarah beserta Amir bin Jadrah yang semuanya dari Boulan, dan mereka adalah anggota kaum Thayik yang mendiami daerah Buqah, yang terletak di seberang Anbar. Kaum ini menyamakan ejaan Arab dengan ejaan Suryani. Oleh penduduk Hierah kemudian ditransfer dan dibuat formula baru. Transfer tersebut dipelopori oleh Basyar bin Abdul Malik yang lebih dikenal dengan nama Al Kindi. Ditambah lagi, Al Kindi adalah saudara penguasa Daumatul Jandal yaitu Ukaidar. Al Kindi hijrah ke Hierah dan menetap beberapa waktu sehingga dari dialah penduduk Hierah (Huron) belajar tulisan Arab. Selanjutnya dia hijrah ke Makkah dan disini beberapa tokoh bangsawan Quraish minta diajari tata tulis dan ejaannya. Diantaranya adalah Sufyan bin Umayyah bin Abd Syams beserta Abu Kais bin Abd Manaf bin Zuhrah yang akhirnya bisa menulis Arab. Pada suatu ketika, Al Kindi dan Abu Kais melakukan kegiatan bisnis di Thaif ditemani pula Ghaylan bin Salmah At Tsaqafi yang juga belajar tulisan Arab pada Al Kindi. Dari waktu itulah kemudian baca tulis maju pesat di kota dagang tersebut. Dari riwayat tersebut diketahui bahwa tulisan Arab berawal dari tulisan Suryani yang transformasinya menghasilkan tulisan Anbari dan tahap selanjutnya ke tulisan Hieri dan kemudian menghasilkan khat Hejazi atau Makki.
    3. Pendapat modern dari para sejarawan islam dan pencinta kaligrafi arab memberikan sedikit gambaran lebih mendetail tentang perkembangan tulisan dan bahasa arab terutama pada beberapa abad sebelum datangnya islam. Dalam pendapat ini, hal-hal yang menjadi titik penting adalah :
1) Suku Nabti adalah suku Arab pertama yang diperkirakan menguasai daerah Arami sekaligus terpengaruh budaya Arami dalam perjalanan waktu sehingga mereka pada akhirnya menggabungkan dua bahasa sekaligus dengan akulturasi tulisan baru yang masih nampak sentuhan awal Arami. Tulisan ini disebut sebagai tulisan Nabti.
2) Dari prasasti Utrubah dismpulkan bahwa khat Nabti merupakan transformasi dari tulisan Arami (entah apakah Aram asli atau juga sudah terkontaminasi bahasa lain), dan tulisan Arab merupakan evolusi dari jenis tulisan Nabti yang terakhir. Hal ini diperkuat atau didukung oleh prasasti atau inskripsi Al Hajar Al Khomsah (Prasati Lima Batu) yang membuka sejarah tulisan Arab sebelum islam. Prasasti tersebut jika diurutkan secara sitematik tahun pembuatannya adalah inskripsi Umm Al Jimal I, Nammarah, Zabad, Huron, dan terakhir Umm Al Jimal II. Dan semua ini dinyatakan sebagai prasasti Nabti (Naqsi Nabtiyah).
a) Naqsy Umm Al Jimal I ditulis dalam dua bahasa Nabti dan Arami di kawasan Umm Al Jimal diantara Syria dan Yordan sekarang. Bertahun 250M, dianggap toggak awal lahirnya tulisan Arab.
b) Naqsy Nammarah, dikawasan Huran Syria selatan, bertahun 328M dalam tulisan Nabti dengan bahasa Adnan Kuno yang dominan di awal abad ke-4M dan berbahasa Arab, serta beberapa Arami kuno, serta adanya penggunaan Alif Lam Ta`rif yang menjadi indikator perkembangan lebih mendekati Arab baru dibanding Umm Al Jimal I.
c) Naqsy Zabad, ditemukan direruntuhan Zabad di tenggara Halep (Aleppo) antara Qinsrin dan sungai Euphrat pada sebuah batu di sebuah kanisah. Bertahun 511-512M. Memuat tiga jenis tulisan (Yunani, Suryani, dan Anbti terakhir atau yang diyakini sebagai jenis tulisan Arab kuno). Tulisannya menyerupai jenis khat kufi islami.
d) Naqsy Harran, diatas pintu kanisah di Alluja, Harran, utara gunung Hurran, dalam bahasa Yunani dan Arab. Banyak kemiripan dengan khat naskhi kuno pada awal islam. Bertahun 463 N (463 kalender Nabti) pada masa kaisar Romawi Tiryanus dengan Gubernur Syria-Romawi “Balma” yang mengalahkan kerajaan Anbath pada tahun 102M dan menamainya sebagai distri Arab. Jadi 102 +463 = 569M, terpaut kira-kira 53 tahun sebelum hijrah.
e) Naqsy Umm Al Jimal II pada abad ke-6M, merupakan nash arab kuno yang paling muda yang diketemukan. Inskripsi ini begitu dekat dengan bahasa Arab Al Qur`an, jauh dari corak Nabti dari segi lingual maupun tulisannya.
3) Jadi, disini para ahli berpendapat bahwa cikal bakal tulisan Arab adalah khat Nabti yang kemudian menyebar ke Hejaz dengan proses perpindahan yang diperkirakan sama dengan tahun-tahun pembuatan lima prasasti batu utama tersebut. Selain itu dari sana diperoleh gambaran pula adanya proses evolutif dari Nabti murni kemudian setelah bebeapa tahap menjadi tulisan Arab yang sama dengan tulisan yang dipakai menyalin Al Qur`an. Sedangkan perjalanannya, diperkirakan dengan memakai dua jalur utama, yaitu:
a) Jalur I, berputar dari Hurran utara Damaskus menyusur ke selatan sampai lembah Euphrat bagian tengah kemudian sampai ke kota Hierah dan Anbar yang selanjutnya menembus daerah Daumatul Jandal lalu sampai ke Makkah dan Thaif.
b) Jalur II, bermula dari Diyar Nabti lalu ke Batra (orang Yunani menyebutnya Petra) di Yordan, lalu ke Ula yang sebelumnya bernama Didan dan merupakan daerah subur yang sering didatangi orang di utara Hejaz, lalu sampai ke Makkah dan Madinah.
  1. Pendapat modern secara internasional:
Dalam pembahasan pada bagian ini dapat diperoleh digambarkan lebih jelas dan mendetail, bahkan semenjak ribuan tahun sebelum masehi, dengan berbagai cabang bahasa baru, dan yang jelas pembahasannya lebih kompleks daripada sebelumnya.
Menurut teori dan pendapat para ahli modern, bahasa di dunia ini pada awalnya adalah berasal dari daerah asal manusia pertama menetap, yaitu sekitar Afrika dan Asia. Dan bahasa yang lahir dari sumber ini dikemudian hari mencapai ratusan bentuk bahasa baru yang dipakai oleh sebagian besar penduduk dunia. Bahasa ini oleh para ahli dinamakan Afro-Asiatic, Afrasian, Hamito-Semitic, Lisramic, atau Erythraean, memperanakkan sekitar 400 jenis bahasa yang diantaranya memang telah punah, namun tetap saja merupakan kelompok bahasa yang paling banyak dipakai oleh penduduk bumi, yaitu dipakai di hampir seluruh Afrika, dan separuh Asia, terutama disebelah Asia selatan dan barat, serta sebagian Eropa.
Sub kelompok utama dari bahasa ini adalah:
· Berber
· Chadic
· Egyptian
· Semitic
· Cushitic
· Beja (ada yang memasukkannya ke dalam Cushitic)
· Omotic (ada yang memasukkannya ke dalam Cushitic)
Mengenai tempat masyarakat awal yang memakai bahasa Afro-Asiatic ini menetap, belum ada kesepakatan yang jelas antara para ahli, namun sebagian besar memperkirakan di Afrika utara, di dekat laut merah, dan di sahara.
Keterkaitan setiap sub-bahasa ini diperlihatkan oleh para ahli sebagai berikut:
· b-n- “build” (Ehret: *bĭn), attested in Chadic, Semitic (*bny), Cushitic (*mĭn/*măn “house”), Berber (*bn) and Omotic (Dime bin- “build, create”);
· m-t “die” (Ehret: *maaw), attested in Chadic (for example, Hausa mutu), Egyptian (mwt *muwt, mt, Coptic mu), Berber (mmet, pr. yemmut), Semitic (*mwt), and Cushitic (Proto-Somali *umaaw/*-am-w(t)- “die”). (Also similar to the Proto-Indo-European base *mor-/mr-. “die”, evidence in favor of both the Afro-Asiatic and Indo-European language families’ classification in the hypothetical Nostratic superfamily.)
· s-n “know”, attested in Chadic, Berber, and Egyptian;
· l-s “tongue” (Ehret: *lis’ “to lick”), attested in Semitic (*lasaan/lisaan), Egyptian (ns *ls, Coptic las), Berber (ils), Chadic (for example, Hausa harshe), and possibly Omotic (Dime lits’- “lick”);
· s-m “name” (Ehret: *sŭm / *sĭm), attested in Semitic (*sm), Berber (ism), Chadic (for example, Hausa suna), Cushitic, and Omotic (though some see the Berber form, ism, and the Omotic form, sunts, as Semitic loanwords.) The Egyptian smi “report, announce” offers another possible cognate.
· d-m “blood” (Ehret: *dîm / *dâm), attested in Berber (idammen), Semitic (*dam), Chadic, and arguably Omotic. Compare Cushitic *dîm/*dâm, “red”.
Dalam tatana pola kalimat kerjanya, Semitic, Berber, and Cushitic (termasuk Beja) semuanya membuktikan adanya pemakaian “prefix conjugation”:
English
Arabic (Semitic)
Kabyle (Berber)
Saho (Cushitic)
Beja (verb is “arrive”)
he dies
yamuutu
yemmut
yagdifé
iktim
she dies
tamuutu
temmut
yagdifé
tiktim
they (m.) die
yamuutuuna
mmuten
yagdifín
iktimna
you (m. sg.) die
tamuutu
temmute
tagdifé
tiktima
you (m. pl.) die
tamuutuuna
temmutem
tagdifín
tiktimna
I die
ˀamuutu
mmuteγ
agdifé
aktim
we die
namuutu
nemmut
nagdifé
niktim
Semua sub-kelompok dari Afro-Asiatic menunjukkan bukti adanya pemakaian “causative affix s”, dan bahkan imbuhan yang agak mirip ditemukan dalam kelompok lain, seperti bahasa-bahasa Niger-Congo. Sementara itu, Semitic, Berber, Cushitic (termasuk Beja), and Chadic mendukung pemakaiaan “possessive pronoun suffixes”.
Berdasar kepada asal awal bahasa Shemit, bahasa cabangnya banyak memiliki kesamaan bunyi kata dan arti. Contoh:
English
Proto-Semitic
Akkadian
Arabic
Hebrew
Syriac
Ge’ez
Mehri
Phoenician
father
*ʼab-
ab-
ʼab-
ʼā
ʼab-ā
ʼab
a-yb
ab-
heart
*lib(a)b-
libb-
lubb-
)
lebb-ā
libb
a-wbēb
lib
house
bayt-
bītu, bētu
bayt-
báyi, bê
bayt-ā
bet
beyt, bêt
bet
peace
*šalām-
šalām-
salām-
šālôm
šlām-ā
salām
səlōm
salem
tongue
*lišān-/*lašān-
lišān-
lisān-
lāšôn
leššān-ā
lissān
əwšēn
lshen
water
*may-/*māy-
māʼ-
máyim
mayy-ā
māy
ə-mō
maym
Kadangkala ada juga makna yang berbeda dari setiap akar bahasa Shemit dari satu cabang dengan cabang lainnya. Sebagai contohnya, akar kata b-y- dalam bahasa Arab mempunyai arti “putih” dan juga “telur”, sedangkan di Malta bajda berarti “putih” (f. sing./satu) dan juga “telur”, kemudian dalam Hebrew hanya berarti “telur”. Akar kata l-b-n berarti “susu” dalam bahasa Arab, tetapi berarti “putih” dalam Hebrew. Akar kata l--m berarti “daging” dalam bahasa Arab dan kata laħam berarti “daging” dalam bahasa Malta, namun berarti “roti” dalam Hebrew dan “sapi” dalam bahasa-bahasa Ethiopia; Sedangkan arti awalnya kemungkinan adalah “makanan”. Kata medina berarti “kota” dalam Arab, dan “metropolis” dalam Amharic, sedangkan Hebrew berarti “negara”.
Semua bahasa-bahsa Shemit memiliki pola yang unik yang disebut “triliteral” yang biasanya terdiri dari tiga konsonan, mulai dari kata benda, kata bantu, dan kata kerja yang terbentuk dengan sisipan huruf hidup dalam bentuk prefix, suffixes, maupun infixes.
Sebagai contoh, akar kata k-t-b (diartikan dengan bahasa Inggris agar lebih ringkas), “menulis”, dalam bahasa Arab:
kataba كتب means “he wrote”
kutiba كتب means “it was written” masculine
kutibat كتبت means “it was written” feminine
kibun كتاب means “book”
kutubun كتب means “books”
kutayyibun كتيب means “booklet” dimunitive
kibatun كتابة means “writing”
tibun كاتب means “writer” masculine
tibatun كاتبة means “writer” feminine
kutbun كتاب means “writers”
katabatun كتبة means “writers”
maktabun مكتب means “desk”
maktabatun مكتبة means “library”
maktūbun مكتوب means “written” or “postal letter”
Sedangkan dalam bahasa Hebrew (k-t-):
katati כתבתי means “I wrote”
katata כתבת means “you (m) wrote”
katat כתבת means “you (f) wrote”
kata כתב means “he wrote” or “reporter” (m)
kata כתבה means “she wrote”
katanu כתבנו means “we wrote”
katatem (modern informal)/ktatem (traditional) כתבתם means “you (plural m) wrote”
kataten (modern informal)/ktaten כתבתן means “you (plural f) wrote”
katu כתבו means “they wrote”
kateet כתבת means “reporter” (f)
kataa כתבה means “article” (plural katavot כתבות)
mita מכתב means “postal letter” (plural mitavim מכתבים)
mitaa מכתבה means “writing desk” (plural mitavot מכתבות)
ktoet כתובת means “address” (plural ktoot כתובות)
kta כתב means “handwriting”
katu כתוב means “written” (f ktua כתובה)
hiti הכתיב means “he dictated” (f hitia הכתיבה)
hitkate התכתב means “he corresponded (f hitkata התכתבה)
nita נכתב means “it was written” (m)
nitea נכתבה means “it was written” (f)
kti כתיב means “spelling” (m)
tati תכתיב means “prescript” (m)
meuta מכותב means “a person on one’s mailing list” (meuteet מכותבת f)
ktuba (note: b, not ) כתובה means “ketubah (a Jewish marriage contract)” (f)
Di dalam bahasa Malta:
jien ktibt means “I wrote”
inti ktibt means “you wrote” (m or f)
huwa kiteb means “he wrote”
hi kitbet means “she wrote”
aħna ktibna means “we wrote”
intkom ktibtu means “you (pl) wrote
huma kitbu means “they wrote”
huwa miktub means “it is written”
kittieb means “writer”
kittieba means “writers”
ktieb means “book”
kotba means “books”
Akar kata ini di dalam Tigrinya dan Amharic hanya bertahan dalam kata benda kitab, yang berarti “amulet”, dan kata kerjanya “to vaccinate”. Kata kerja di dalam bahasa Afro-Asiatic yang lain menunjukkan pola yang lebih berbeda, dengan lebih banyak menggunakan pola biconsonantal; contohnya dalam bahasa Kabyle afeg berarti “terbanglah!”, sedangkan affug berarti “penerbangan”, dan yufeg berarti “dia laki-laki telah terbang” (ini bisa dibandingkan dengan Hebrew uf, te’ufah dan af).
Sedangkan perkembangan huruf-huruf Shemit antara lain sebagai berikut:
Diantara sub-kelompok bahasa Afro-Asiatic, bahasa yang dikemudian hari diperkirakan memperanakkan bahasa Arab dan beberapa saudaranya adalah sub-kelompok Shemit. Sub-kelompok bahasa ini dipakai kira-kira hingga 400 juta sebagai bahasa induk dan hampir dua kali lipatnya untuk bahasa kedua diseluruh penjuru dunia.
Sedangkan cabang bahasanya yang paling banyak dipakai pada saat ini adalah bahasa Arab (250 juta pemakai sehari-hari, atau total 400 juta jika ditambah pemakai sebagai bahasa kedua), diikuti oleh bahasa Amhari (30 juta pemakai sehari-hari), Tigrinya (9 juta total pemakai), Hebrew (6 juta pemakai sehari-hari), dan banyak bahasa lainnya. Kata-kata Shemit sendiri diambil dari Shem nama anak Noah (dalam bahasa alkitab yahudi maupun nasrani). Shem (שֵׁם “renown; prosperity; name”, dalam Standard Hebrew Šem, Tiberian Hebrew Šēm; Yunani Σημ, Sēm; Arab سام). Sub-kelompok bahasa Shemit merupakan yang pertama memiliki formasi bahasa tulis, yaitu tulisan dalam bahasa Akkadian pada awal millenium ke-3 sebelum masehi.
Abad ke-14 BC “diplomatic letter” dalam Akkadian,
ditemukan di Tell Amarna.
Seperti telah diketahui bersama bahwa sub-kelompok Shemit merupakan anggota kelompok bahasa Afro-Asiatic yang sub-kelompok lainnya (selain Shemit) merupakan bahasa yang menetap di Afrika. Sedangkan Shemit atau Proto-Shemit datang dari Afrika ke Asia, terutama Timur Tengah semenjak masa Neolitik. Namun, beberapa ilmuwan menyatakan sebaliknya, yaitu bahasa Afro-Asiatic datang dari daerah Timur Tengah dan sub-kelompok selain Shemit mengungsi atau membentuk cabang baru di Afrika. Nmaun, dengan mengesampingkan itu semua, yang jelas bahasa Shemit ini diperkirakan telah ada di Timur Tengah semenjak millenium ke-4 sebelum masehi dan kemudian berkembang masuk ke kebudayaan Mesopotamia atau membentuk kebudayaan Mesopotamia dengan bahasa Akkadia dan Amorit ke arah barat dan mencapai daerah seperti Ebla di Syria sekarang.
Pada awal millenium ke-2, bahasa-bahasa Shemit Timur mendominasi di Mesopotamia, sedangkan bahasa-bahasa Shemit Barat menempati wilayah Syria hingga Yaman, meskipun dikemudian hari muncul bahasa Arab kuno di sebelah selatan yang bukan dari Shemit Barat tapi diperkirakan dari Shemit Selatan. Bahasa Akkadia pada saat awal millenium baru itu menjadi bahasa utama dengan pemakaian tulisan paku atau “cuneiform” yang diadaptasi dari bahasa Summeria, sedangkan bahasa Ebla punah bersama hancurnya kota utamanya, dan Amorit hanya diketemukan penyebutannya dalam tulisan-tulisan saja.
Perkembangan bahasa-bahasa Shemit selanjutnya memberikan bentuk baru, yaitu penciptaan alphabet. Bahasa Proto-Canaan yang merupakan cabang dari Shemit Barat, pada 1500 sebelum masehi menciptakan huruf, kemudian diikuti oleh Ugarit di utara Syria kira-kira 1300 sebelum masehi, juga Arami yang berada di Syria, serta Akkadia yang juga semakin berkembang dengan terpecah menjadi dua dialek utama, yaitu dialek Babylonia dan dialek Assyria.
Pada abad ke-1 sebelum masehi, pemakaian huruf semakin berkembang, memberikan gambaran jelas kepada para ahli tidak saja mengenai Canaan, tetapi juga Arami, bahasa Arab Selatan kuno, dan Ge`ez awal. Koloni-koloni Phunisia menyebarkan bahasa Canaan meliputi Mediteranian, dengan Hebrew menjadi bahasa utama dalam literatur keagamaan yaitu kitab Torah dan Tanakh. Namun, bagaimanapun juga dengan adanya perluasaan kekuasaan bangsa Assyria, bahasa Arami menjadi bahasa utama dan menyingkirkan bahasa Akkadia, Hebrew, Phunisia, dan beberapa bahasa lainnya (Hebrew bertahan karena dipakai dalam literatur keagamaan). Dalam masa yang sama di Ethiopia mulai berkembang tulisan Ge`ez yang menjadi tulisan pertama Shemit di Ethiopia.
Naskah abad ke-9 BC Syriac.
Memasuki babak baru dengan lahirnya agama kristen, literatur keagamaan berganti dengan Syriac hingga abad ke-5M. Namun, dengan adanya perkembangan islam, Arami berubah dan bertansformasi bersama bahasa Arab kuno dan kebudayaan baru menjadi bahasa Arab yang pada generasi-generasi islam selanjutnya menjadi bahasa utama mulai dari Spanyol hingga Asia Tengah, Mediterania, dan juga Afrika. Dengan keistimewaan sebagai bahasa literatur keagamaan dan dukungan dari kekhalifahan, maka berkembanglah tulisan Arab yang mendominasi bahasa sehari-hari diberbagai belahan dunia dan dengan berbagai jenis khat dan variannya yang terpengaruh oleh budaya yang telah ada di setiap wilayah baru tersebut sebelumnya. Setelah kejatuhan kerajaan Nubia di Dongola pada abad ke-14M, bahasa Arab berkembang pesat di Mesir Selatan, beberapa waktu kemudian qabilah Bani Hassan membawanya ke Mauritania. Bahkan bahasa ini kemudian menapai Sudan dan Chad untuk menjadi bahasa utama penduduk setempat dengan cara damai maupun peperangan.
Sementara itu, bahasa Shemit lainnya yang telah terpecah di Ethiopia dan Eritrea dengan pengaruh yang mendominasi dari Chusitic, akhirnya menjadi beberapa bahasa baru, diantaranya adalah Amhari dan Tigrinya di Ethiopia, dan Tigre di Eritrea. Selain itu juga Gurage di selatan Ethiopia, serta Harari di kota Harar. Bahasa-bahasa ini menggantikan beberapa bahasa yang ada sebelumnya seperti bahasa Gafat (Shemit) dan juga Weyto (non-Shemit), serta mengganti Ge`ez dengan jenis baru.
Lembar halaman Qur`an abad ke-12M.
Pada saat ini, bahasa Arab dipakai oleh orang Arab, Persia, sebagian besar penduduk Mauritania hingga Oman, separuh Afrika, Asia, dan sedikit Eropa. Meskipun pada saat ini telah terjadi banyak kemunduran dalam dunia islam yang terpecah-pecah setelah kehancuran khilafah, namun dalam bentuk literatur keagamaan masih tetap terjaga. Sedangkan bahasa Shemit lainnya di Timur Tengah yang masih dipakai adalah bahasa Hebrew yang dalam bahasa lamanya disebut Hebrew (Ibri), sekarang dengan standard modern disebut Ivrit. Beberapa etnis minoritas terutama Assyria, tetap berusaha memakai bahasa Arami di sekitar pegunungan utara Iraq, sedangkan Syriac dipakai oleh orang kristen ortodox iraq dalam literatur keagamaan mereka. Benarlah pendapat yang mengatakan bahawa Shemit adalah bahasa yang paling banyak dipakai oleh penduduk dunia. Selain itu, sub-kelompok ini juga kaya dengan bahasa-bahasa baru dan istimewa, dipakai dalam berbagai jenis literatur keagamaan.
Ahli-ahli bahasa Shemit telah bertahun-tahun lamanya menganalisis berbagai data dan naskah kuno yang telah diketemukan untuk melakukan pemetaan struktur dan memahami perkembangannya sehingga pada akhirnya diperoleh pembagian atau pengklasifikasian secara lebih mendetail dan jelas. Perkembangan setiap tahunnya mengalami kemajuan yang pesat dengan semakin banyak ditemukannya naskah kuno dan berhasil dibacanya bahasa-bahasa kuno yang menjelaskan peradaban masa lalu. Pengklasifikasian oleh beberapa ahli Shemit yang dianggap paling valid adalah karya Robert Hetzron pada 1976 dan dilanjutkan oleh John Huehnergard dan Rodgers pada 1997. Klasifikasi berdasarkan kepada penelitian yang dikembangkan oleh Robert Hetzron ini merupakan hasil analisis yang paling banyak diterima oleh berbagai kalangan modern saat ini, meskipun tentu saja masih ada pula pendapat lainnya. Beberapa ahli bahasa Shemit seperti Alexander Militarev mempunyai pandangan yang berbeda (klasifikasi oleh Alexander Militarev dapat dilihat dalam box photo dengan format .jpg).
Berikut ini adalah klasifikasi Shemit atau pembagian bahasa-bahasa Shemit berdasarkan kepada hasil kerja Robert Hetzron yang telah dikembangkan dan diperbaharui hingga beberapa tahun terakhir ini:

East Semitic languages

  • Akkadian language — extinct
  • Eblaite language — extinct

West Semitic languages

Central Semitic languages

Northwest Semitic languages
  • Amorite language — extinct
  • Ugaritic language — extinct
  • Canaanite languages
    • Ammonite language — extinct
    • Moabite language — extinct
    • Edomite language — extinct
    • Hebrew languages
      • Biblical Hebrew language — extinct
      • Mishnaic Hebrew language — extinct
      • Medieval Hebrew language — extinct
      • Mizrahi Hebrew language — live descendants
      • Sephardi Hebrew language — live descendants
      • Ashkenazi Hebrew language — live descendants
      • Samaritan Hebrew language — extinct
      • Modern Hebrew — live descendants
    • Phoenician language — extinct
      • Punic — extinct
  • Aramaic languages
    • Western Aramaic languages
      • Nabataean Aramaic language — extinct
      • Western Middle Aramaic languages
        • Jewish Middle Palestinian Aramaic language — extinct
        • Samaritan Aramaic language — extinct
        • Christian Palestinian Aramaic language — extinct
      • Western Neo-Aramaic language — live descendants
    • Eastern Aramaic languages
      • Biblical Aramaic language — extinct
      • Hatran Aramaic language — extinct
      • Syriac language — live descendants
      • Jewish Middle Babylonian Aramaic language — extinct
      • Chaldean Neo-Aramaic language — live descendants
      • Assyrian Neo-Aramaic language — live descendants
      • Senaya language — live descendants
      • Koy Sanjaq Surat — live descendants
      • Hertevin language — live descendants
      • Turoyo language — live descendants
      • Mlahsô language — extinct
      • Mandaic language — live descendants
      • Judæo-Aramaic language — live descendants
Arabic languages
  • Old North Arabian (extinct)
  • Arabic language
    • Fusha (literally “eloquent”), the written language, divided by specialists into:
      • Classical Arabic — the language of the Qur’an and early Islamic Arabic literature,
      • Middle Arabic, a generic term for premodern post-classical efforts to write Classical Arabic, characterized by frequent hypercorrections and occasional lapses into more colloquial usage. Not a spoken language.
      • Modern Standard Arabic — modern literary (non-native) language used in formal media and written communication throughout the Arab World, differing from Classical Arabic mainly in numerous neologisms for concepts not found in medieval times, as well as in occasional calques on idioms from Western languages.
    • Numerous Modern Arabic spoken dialects, roughly divided by the Ethnologue into:
      • Eastern Arabic dialects
        • Arabian Peninsular dialects
          • Dhofari Arabic — Oman/Yemen
          • Hadrami Arabic — Yemen
          • Hijazi Arabic — Saudi Arabia
          • Najdi Arabic — Saudi Arabia
          • Omani Arabic
          • Sana’ani Arabic — Yemen
          • Ta’izzi-Adeni Arabic — Yemen
          • Judeo-Yemeni Arabic
        • Bedouin/Bedawi Arabic dialects
          • Eastern Egyptian Bedawi Arabic
          • Peninsular Bedawi Arabic — Arabian Peninsula
        • Central Asian dialects
          • Tajiki Arabic
          • Uzbeki Arabic
        • Egyptian Arabic — Cairo and Delta region
          • Saidi Arabic — Upper Egypt
        • Gulf dialects — includes speakers in Iran
          • Baharna Arabic — Bahrain
          • Gulf Arabic — Persian Gulf (all bordering countries)
          • Shihhi Arabic — UAE
        • Levantine Arabic dialects
          • Cypriot Maronite Arabic
          • North Levantine Spoken — Lebanon, Syria
            • Lebanese Arabic
          • South Levantine Spoken — Jordan, Palestinian Authority, West Bank, Israel
            • Palestinian Arabic
        • Iraqi Arabic — Iraq
        • North Mesopotamian Arabic — Northern Iraq, Syria
        • Judeo-Iraqi Arabic
        • Sudanese Arabic
      • Maghrebi Arabic dialects
        • Algerian Arabic
        • Saharan Arabic
        • Shuwa Arabic — Chad
        • Hassaniya Arabic — Mauritania and Saharan area
        • Libyan Arabic
        • Judeo-Tripolitanian Arabic — Libyan dialect
        • Andalusi Arabic Old Iberian Arabic — extinct
        • Siculo-Arabic — Sicily – extinct
          • Maltese language — separate language from, but ultimately derived from Arabic and member of the Arabic family of languages/dialects
        • Moroccan Arabic
        • Judeo-Moroccan Arabic
        • Tunisian Arabic
        • Judeo-Tunisian Arabic
Several Jewish dialects, typically with a number of Hebrew loanwords, are grouped together with classical Arabic written in Hebrew script under the imprecise term Judeo-Arabic.

South Semitic languages

Western South Semitic

  • Old South Arabian languages — extinct, formerly believed to be the linguistic ancestors of modern South Arabian and Ethiopian Semitic languages (for which see below)
    • Sabaean language — extinct
    • Minaean language — extinct
    • Qatabanian language — extinct
    • Hadhramautic language — extinct
  • Ethiopic languages (Ethio-Semitic, Ethiopian Semitic):
    • North
      • Ge’ez language (Ethiopic) — extinct, liturgical use in Ethiopian Orthodox and Eritrean Orthodox Churches
      • Tigrinya language – national language of Eritrea
      • Tigré language
      • Dahlik language — “newly discovered”
    • South
      • Transversal
        • Amharic-Argobba
          • Amharic language — national language of Ethiopia
          • Argobba language
        • Harari-East Gurage
          • Harari language
          • East Gurage
            • Selti language (also spelled Silt’e)
            • Zway language (also called Zay)
            • Ulbare language
            • Wolane language
            • Inneqor language
        • Outer
          • n-group:
            • Gafat language — extinct
            • Soddo language (also called Kistane)
            • Goggot language
          • tt-group:
            • Mesmes language — extinct
            • Muher language
            • West Gurage
              • Masqan language (also spelled Mesqan)
                • CPWG
                  • Central Western Gurage:
· Ezha language
· Chaha language
· Gura language
· Gumer language
                  • Peripheral Western Gurage:
· Gyeto language
· Ennemor language (also called Inor)
· Endegen language

Eastern South Semitic

These languages are spoken mainly by tiny minority populations on the Arabian peninsula in Yemen and Oman.
  • Bathari language
  • Harsusi language
  • Hobyot language
  • Jibbali language (also called Shehri)
  • Mehri language
  • Soqotri language — on the islands of Soqotra, Abd el Kuri and Samha (Yemen)and in the UAE.
Bahasa Arab, seperti juga bahasa-bahasa Shemit lainnya, memiliki banyak kesamaan gramatik dan huruf. Namun, kurang dari beberapa abad setelah kemunculannya, ahli grammar arab melakukan perombakan pada huruf-hurufnya, dengan alasan pengajaran mulailah dilakukan bentuk peletakan huruf yang hampir sama bentukya bersambung dengan huruf sebelumnya. Begitu pula dalam urutan huruf-hurufnya. Hal ini menciptakan arahan baru dan membedakannya dengan cara penulisan bahasa-bahasa saudaranya yang tetap menggunakan urutan gaya lama atau disebut urutan gaya Levantine ataupun urutan angka (urutan ini biasa untuk menggantikan angka).
Berikut ini adalah urutan baru bahasa Arab dan perbandingannya dengan beberapa bahasa lainnya yang tetap menggunakan urutan lama:
(Yunani waw = digamma)

Demikianlah gambaran mengenai perkembangan bahasa Arab dan pembahasannya secara lebih mendetail mengenai perubahannya dari awal bahasa Shemit. Semoga berguna bagi segenap pembaca, dan tidak lupa selalu penulis tekankan, analisislah setiap wacana dengan kepala dingin dan objektifitas tinggi sehingga dapat memaksimalkan perbaikan pada pola pikir dan pengetahuan kita. Amin

sumber: subpokbarab.wordpress.com

Review Novel Hati Suhita

KETEGUHAN HATI WANITA REVIEW NOVEL HATI SUHITA Judul: Hati Suhita Penulis: Khilma Anis Editor: Akhiriyati Sundari Penyunting:...