Berita
Politik
Humaniora
Ekonomi
Hiburan
Olahraga
Lifestyle
Wisata
Kesehatan
Tekno
Media
Muda
Green
Lipsus
Fiksiana
Freez
Artikel
Filsafat
Aldian Andrew Wirawan
Jadikan Teman | Kirim Pesan
Mahasiswa yang berasal dari kota Solo. Tertarik dengan dunia gerakan sosial, tulis menulis dan mempunyai hobi membaca buku. Diskusi di blog saya http://kecoamonolog.blogspot.comAntonio Gramsci : Teori Hegemoni
REP | 18 February 2012 | 18:57 Dibaca: 589 Komentar: 2 Nihil
Antonio Gramsci (1891-1937) adalah seorang intelektual Partai Komunis
Italia yang dipenjara pada masa rezim fasis Mussolini. Kajian mengenai
Gramsci menjadi menarik karena dia menjelaskan mengapa tidak terjadi
pemberontakan buruh di Italia dan justru kalah oleh kaum fasis yang
diktator saat itu. Tulisan tentang hegemoni Gramsci dianggap melampaui
zamannya karena ditulis ketika dia berada dalam kurungan penjara Fasis
dan kembali menjadi bahan kajian di Eropa pada tahun 1960an. Meski
tidak hidup sempat bertemu dengan Lenin yang menganggap bahwa kesadaran
proletar untuk melakukan pemberontakan terhadap sistem kapitalisme
haruslah dilakukan oleh partai komunis yang berisikan buruh dan
intelektual yang berkesadaran, teori hegemoni Gramsci melengkapi
penjelasan bahwa pemberontakan buruh tidak akan terjadi selama masih ada
hegemoni yang bekerja di bawah sistem kapitalisme. Perbedaan dia
dengan tafsiran Marx oleh Lenin, Gramsci berpendapat bahwa untuk
melakukan penyadaran tidak harus dilakukan partai komunis sendirian
namun harus mengajak kelompok lain yang tertindas oleh kapitalisme.
Bagi Gramsci berjalannya hegemoni tidak hanya bisa dilakukan oleh
negara yang selama ini dikenal dengan Ruling Class namun bisa dilakukan
oleh seluruh kelas sosial. Hegemoni sendiri pengertiannya adalah
dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa
ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok
dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang
wajar yang bersifat moral, intelektual serta budaya[1].
Di sini penguasaan tidak dengan kekerasan melainkan dengan
bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai baik sadar maupun
secara tidak sadar. Hegemoni bekerja dengan dua tahap yaitu tahap
dominasi dan tahap direction atau pengarahan. Dominasi yang paling
sering dilakukan adalah oleh alat-alat kekuasaan negara seperti sekolah,
modal, media dan lembaga-lembaga negara. Ideologi yang disusupkan
lewat alat-alat tadi bagi Gramsci merupakan kesadaran yang bertujuan
agar ide-ide yang diinginkan negara (dalam hal ini sistem kapitalisme)
menjadi norma yang disepakati oleh masyarakat. Dominasi merupakan awal
hegemoni, jika sudah melalui tahapan dominasi maka tahap berikutnya
yaitu tinggal diarahkan dan tunduk pada kepemimpinan oleh kelas yang
mendominasi. Siapa yang mencoba melawan hegemoni dianggap orang yang
tidak taat terhadap moral serta dianggap tindak kebodohan di masyarakat
bahkan adakalanya diredam dengan kekerasan. Hal inilah menurut Gramsci
yang harus dipahami oleh kaum buruh untuk mengerti mengapa di Eropa
tidak terjadi pemberontakan buruh seperti diramalkan Karl Marx dalam
Manifesto Komunisnya.
Gramsci dalam bahasan teorinya memberi solusi untuk melawan hegemoni
(Counter hegemony) dengan menitikberatkan pada sektor pendidikan. Kaum
Intelektual menurut Gramsci memegang peranan penting di masyarakat.
Berbeda dengan pemahaman kaum intelektual yang selama ini kita kenal,
dalam catatan hariannya Gramsci menulis bahwa setiap orang sebenarnya adalah seorang intelektual namun tidak semua orang menjalankan fungsi intelektualnya di masyarakat[2]
Dari sini dia membedakan dua tipe intelektual yang ada dalam
masyarakat. Yang pertama yaitu Intelektual Tradisional dimana
intelektual ini terlihat independen, otonom, serta menjauhkan diri dari
kehidupan masyarakat. Mereka hanya mengamati serta mempelajari
kehidupan masyarakat dari kejauhan dan seringkali bersifat konservatif
(anti terhadap perubahan). Contoh dari Intelektual Tradisional ini
adalah para penulis sejarah, filsuf dan para profesor. Sedangkan yang
kedua adalah Intelektual Organik, mereka adalah yang sebenarnya
menanamkan ide, menjadi bagian dari penyebaran ide-ide yang ada di
masyarakat dari kelas yang berkuasa, serta turut aktif dalam
pembentukan masyarakat yang diinginkan[3].
Ketika akan melakukan Counter Hegemoni kaum Intelektual organik
haruslah berangkat dari kenyataan yang ada di masyarakat, mereka
haruslah orang yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat,
menanamkan kesadaran baru yang menyingkap kebobrokan sistem lama dan
dapat mengorganisir masyarakat[4]
dengan begitu ide tentang pemberontakan serta merta dapat diterima oleh
masyarakat hingga tercapainya revolusi. Yang unik meski berasal dari
Partai Komunis Italia tidak lantas Gramsci berpendapat bahwa Intelektual
Organik harus berasal dari kalangan buruh, namun harus lebih luas dari
itu. Counter Hegemoni bisa dilakukan oleh siapa saja intelektual dari
berbagai kelompok yang tertindas oleh sistem kapitalisme. Setiap pihak
yang berkontribusi dalam perjuangan melawan hegemoni harus saling
menghormati otonomi kelompok yang lain dan mereka harus bekerja sama agar menjadi kekuatan kolektif yang tidak mudah dipatahkan ketika melakukan counter hegemoni[5].
Sedikit pengantar tentang teori hegemoni oleh Gramsci di atas menurut
penulis sangat relevan untuk terus dipelajari dan dipraktekkan dalam
kenyataan hidup sehari-hari. Mengingat bagaimana berjalannya kekuasaan
yang ada sekarang ini bagi penulis justru membuat masyarakat seringkali
dibingungkan. Sebagai contoh hegemoni yang dilakukan oleh negara dalam
prakteknya paling mudah dapat ditemui adalah wacana tentang
globalisasi dan korupsi baik itu dalam perbincangan keseharian,
pemberitaan maupun kebijakan yang dikeluarkan. Kajian hegemoni juga
dapat digunakan untuk menganalisis kebudayaan populer seperti novel,
buku, film hingga musik yang saat ini secara tidak sadar menghegemoni
masyarakat khususnya anak muda. Akhir kata mengutip kata-kata Gramsci
dalam catatan hariannya penulis sepakat bahwa “ titik pertama gerakan pengkritisan adalah kesadaran itu sendiri…”[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar