(EPISTIMOLOGI)
By: Abdul Muhid
Epistemologi
adalah cabang dari filsafat yang mempunyai peran penting dalam
perkemembangan ilmu pengetahuan. Salah satu wilayah bahasan epistemologi
adalah persoalan bagaimana cara seseorang
memperoleh pengetahuan. Rentang sejarah pemikiran filsafat dimulai dari
abad klasik(600-400M) sampai abad kontemporer (1800-hingga sekarang)
Menurut
Abdullah perhatian epistemologi klasik menyangkut aspek sumber ilmu
pengetahuan. Sementara fokus epistemologi kontemporer lebih pada
bagaimana proses, prosesdur, metodologi yang dipakai oleh seseorang
ataupun kelompok untuk memperoleh pengetahuan.
Urgensi
peran epistemologi serta bagaimana relasinya dengan agama, menjadi
salah satu sorotan Rodliyah Khuzaa’i. Dalam penilitianya beliau mengkaji
keunikan epistemologi Mohammad Iqbal dan Charles
S Pierce. Iqbal mewakili filsafat timur dengan ketajaman intuisinya.
Sementara Pierce mewakili filsafat barat dengan kekuatan logika
ilmiahya. Kedua tokoh filusuf ini hidup dalam kurun waktu abad ke-19 dan
awal abad ke-20 diantara era modern dan era kontemporer.
Iqbal
dilahirkan di Sialkot, Punjab salah satu wilayah dibenua Asia dengan
sejarahnya yang khas. Yaitu dengan penduduknya yang heterogen dan
pluratas agama dianak benua ini. Ia hidup diantara dua kultur, yaitu
timur sebagai tanah airnya telah memebekali keyakinan dengan kemunduran
masyarakatnya akibat kolonialisme yang terlalu lama. Sementara dibarat
telah memberikan berbagai ilmu rasional dengan kondisi masyarakatnya
yang mengalami krisis spiritual. Latar belakang sosial ini telah
mengkonstruk epistemologi Iqbal. Ia berusaha memadukan antara panca,
indera akal dan intuisi.
Iqbal
Merupakan patriot Islam yang selalau menyuarakan kebebasan sebagai
kritik terhadap terhadap ulama yang dituduh memenjarakan islam dengan
melalaikan karakte progresifnya. Utamanya tentang ajaran takdir dan
melawan realitas politik dimasanya(halaman 58)
THE
RECONSTRUCTION OF RELIGIOUS THOUGHT IN ISLAM merupakan karya monumental
Iqbal. Ia menyoroti tentang sagnasi pemikiran islam selam 500 tahun.
Hal ini disebabkan oleh mat islamyang terlalu terlena dengan filsafat
idealisme plato yang menafikan eksistensi individu. Dan emamndang rendah
ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh anca indea dan akal. Umat islam terjebak pada pantheisme sufi yang cenderung lari dari realitas kongkret untuk melebur pada ego mutlak.
Menurut Iqbal kehidupan adalah kenyataan manusia memepunyaitemapat dalam alam semesta ynag bergantung pada individualitasnya. Kebesaran manusia terletajk pada kemampuan kreatifitasnya sebagai kholifah dikerajaan tuhan.
Kreatifitas manusia terejawantah dalamilmu pengetahuan.
Menurut
Iqbal pengetahuan harus bersandar pada pengalaman indera dan akal untuk
mencapai wahyau. Akan tetapi untuk mencapai pengetahuan langsung
terhadapa wahyu dibutuhka pengalaman khususu yang disebut intuisi.
Denganintuisi manusia dapat menerima realitas mutlak.
Berbeda dengn charles s Pierce yang hidup di benua amerika sebagai pusat kegiatan
akdemik yang sempurna dalamberbgai disiplin ilmu.dengan
kondisisosialnya yang kondusif untuk mengambn agkan diri menjai seorang
filsafat yang lebih bebas dan merdeka. Perikehidupan masyarakt amerika
yang dsemakin berkembnag lebih memandang kedepan dai pada kebelakang
yang lebih terararah pada berbuat sesuatudari pada memandang sesuatu.
Pandangann inilah yang ikut mendukung Pierce untuk menjadi seorang pragmatis.
Pragmatisme
lebih merupakan sebuah rencana karya dan tindakan lebih lanjut, dan
secara lebih praktis merupakan petunjuk dalam memahami realitas
sekaligus bagimana ia dapat diubah. pragmatisme memberikan jawaban atas
terpolarisasnya antara teori dan praxis.
Menurut
Pierce teori yang baik harus mengarah pada penemuan penemuan
fakta-fakta yang baru dengan pemikiran yang sungguh-sunguh logis dan
terbuka untuk pengujian dalam rangka kensekuensi ntuk ditafsirkan.
Pierce
memberikan jalan keluar terhadapa kebuntuan epistemologi modern yang
dipandangya selalau menggunakan pendekatan tunggal, serba absolut
tentang kebenaran. Sasaran kritik terhadap epistemologi modern adalah
terhadap rasionalitas descartes yang dipandang oleh beberapa pemikir
sebagai perpanjanagan dari idelisme. Metode keraguan (method of doubt)
kemustahilan karena dimulai dengan keyakinan awa; yang telah kita milki.
Prosedur descartes melandaskan pada satu rang kaian argumentasi yang
sanagt ndividual yang melahirkan ”subjek sadar”.
Menuut
Pierce Seseorang tidaka dapat mengetahui suasana internala hanya dengan
instrospeksi diri, tetapi harus mengetahui dari fakta-fakta eksternal.
Semua pemikiran manusia adalah hipotesis dan dapat keliru karaena tidak
epas dari sig, tan da dan simbol yang harus dikomunikasikan dengan yang
lain. Pierce menawarkan orientasi epistemologis dari individu ke
pemikiran komunitas. Pierce mendasarkan
epistemologi pada komunitas untuk memeperoleh pengetahuan ilmiah dengan
argumentasai yang banyak dan beragaam.
charles
s Pierce memiliki bangunan epistemologi yang kokoh. Logika ilmiah
merupakan inti (core) dari epistemologi charles s Pierce yang sanagt
runtut dan sistematis hingga menjadi klausal yang jelas benang merahnya.
Ia menjajikan suatu mekanisme kerja teoritis ataupun praktis. Melali
logika ilmiahnya berkembang menjadi semiotika yang terus brekmbanag menjadi tyeori makna, hakekat keyakinan hingga sampai pada teiri “fallabilism”.
Fallabilism
subsatnsinya adalah dinamika ilmu yang selau siapmenerima kritik dan
revisi analisis demi kesempurnaan. Fallabilism dalah prinsip merupakan
sebuah keniscayaan bagi seorang ilmuan. ilmuan yang sejati sebesar
apapun penemuan hasil penelitiannya harus diterima sebagi kebenaran
tentatif. Fallabillism bukan hanya pengujian akan ketahanan sebuah
teori. Lebih dari itu untuk mengidentifikasi kekeliruan yang terjadi
dipihak subjek (faktor mausia), faktor objek (alam)dan perkembang yang terus berlangsung secara kontinu(halaman:139).
www.munad.multiply.com
E-mail: muhid_08@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar