1. Puisi (Syair) Arab Pada Masa Jahiliah
Mendengar kata jahiliah mungkin asumsi
yang terdengar adalah asumsi negative yang mengklaim bahwa masyarakat
pada waktu itu adalah bodoh dan tidak memiliki peradaban. Padahal
realitasnya tidak seperti itu, bangsa arab pada masa jahiliah bukanlah
bangsa yang bodoh yang akhlaknya ruksak, moralnya dangkal dan tidak
memiliki peradaban tinggi. Mereka tidak mempunyai karya cipta dan hasrat
untuk menopang peradabannya menjadi peradaban yang tinggi juga makmur
diabadikan oleh sejarah, akan tetapi pada masa ini merupakan masa awal
yang subur bagi berkembangnya genre sastra puisi sebagai cipta rasa
kebudayaannya yang orisinil yang menjadi rekaman sejarah mereka.
Melihat dari historisitasnya sebenarnya
orang pertama yang menamai bangsa arab jahiliah adalah Rasuluah SAW.
Kata jahiliah dinisbatkan rasululah untuk menyebut bangsa arab sebelum
islam yang kapir dan selalu membangkang pada kebenaran. Ahmad Amin
seorang pakar sejarah dan kebudayaan islam memberikan defenisi mengenai
kata jahiliah, menurut hemat beliau kata jahiliah bukanlah berasal dari
kata jahl yang berarti bodoh tiada ilmu tetapi jahl disini adalah dalam
artian saffah, ghadhab, anfak (sedai, berang, tolol). Jadi bangsa arab
jahiliah adalah bangsa arab sebelum datangnya islam yang keras kepala
selalu membangkang kepada kebenaran, mereka terus menentang kebenaran
meskipun mereka tahu bahwa mereka salah ataupun dalam posisi tidak
benar.
Puisi (syair) pada masa jahiliah
mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam peradaban mereka, tidak hanya
pada masa jahiliah tetapi pada masa islam, pada masa khalifah dan daulah
islamiah sampai sekarang kepada kita puisi mempunyai tempat yang
teramat special dihati masyarkat arab secara global. Bisa dikatakan
bahwa puisilah menjadi identitas kemurniaan sastra arab yang diwariskan
dari pendahulu mereka. Lebih dari itu puisi arab terutama puisi pada
masa jahiliah dijadikan rujukan sejarah bagi masyarakat dan perabadan
terdahulu bangsa arab yang paling utama dan di jadikan sumber otentik
untuk mengetahui dan meneliti bukti sejarah (disamping al quran dan
kitab injil umat nasrani) karena bisa diasumsikan bahwa puisi-puisi pada
masa jahiliah adalah bukti sejarah yang riil yang sampai kepada kita
melihat dari itu banyak bukti-bukti sejarah seperti bangunan-bangunan,
prasasti-prasasti mereka cepat rusak dimakan zaman. Tidak sedikit dari
para pakar sejarah merujuk kepada puisi-puisi klasik untuk untuk mencari
sumber bangsa arab terdahulu terutama pada puisi-puisi arab jahilah.
2. Definisi Puisi Pada Masa Jahiliah
Puisi adalah untaian kata-kata berirama
yang terikat pada wazan, bahr dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi
haruslah mempunyai pemilihan kata (diksi) dan imajinasi yang kuat supaya
terciptanya suatu karya puisi yang abadi, mempunyai bentuk ungkapan
yang mengesankan dan mendalam bagi mereka. disamping itu puisi harus
mencerminkan keaadan masyarkat pada waktu itu supaya ada nilai yang
melekat di hati mereka dan menjadi puisi yang popular dikenang sepanjang
masa.
Melihat dari totalitas esensi puisi pada
masa jahiliah puisinya singkat, bahasanya padat, dan ketika membuat
suatu perumpamaan dalam berpuisi mereka selalu membuat perumpamaan yang
langsung di lihat dengan mata telanjang, jauh dari uslub yang berlebihan
ini sesuai dengan tabiat mereka, tabiaat mayarakat pada masya jahiliah
yang hidupnya simple. seluruh syair arab jahili berbentuk hurufnya
muqofa (huruf ujungnya sama) bahkan qafiayah ini bukan hanya pada syair
saja, tetapi kalimat-kalimat keagamaan dan kalimat-kalimat lainnya yang
dianggap penting yang tidak terikat oleh kaidah-kaidah syair dalam arti
sempit seperti ungkapan peramal, para ahli hikmah, orasi kadang
berbentuk muqofa.
Sebagaimana telah dipaparkan diatas,
puisi memiliki kedudukan penting dalam khazanah perdaban bangsa arab
terutama masyarakat jahiliah pada waktu itu sangat menyukai puisi, itu
brimbas kepada para penyair sebagai pencipta puisi yang otomatis dalam
kehidupan masyarakat pada waktu itu mendapatkan posisi yang tinggi
derajatnya. Para penyair pada masyarakat jahiliah merupakan kaum
intelektual yang otomatis menguasai ilmu bahasa terutama baca tulis yang
kebanyakan dari bangsa arab adalah ummi/buta huruf. Disamping itu
sebagian besar para penyair pada waktu itu menguasai ilmu-ilmu yang
notabene penting dan sangat dibutuhkan pada masanya seperti ilmu
perbintangan, nasab, perdukunan, tanda jajak dll.
Menurut Ahmad amin secara etimologi kata
sya’ara/syair(شعر) mempunyai arti a’lima (mengetahui). Seprti kata
sya’aratun bihi yang artinya a’limtu. Karena dalam bahasa arab syair
memiliki arti al-I’lm (pengetahuan) dikatakan laita syi’iri yang sama
mempunyai arti dengan kalimat laita I’lmi (semoga ilmuku) dan
asyu.’arahi ibn al-amr mempunyai arti a’lamahu (memberitahukan
persoalan) jadi sudah jelas bahwa kata syair mempunyai arti alim (orang
yang mengetahui), yakni orang yang mengetahui persoalan yang belum
diketahui orang banyak. Dalam al-quran juga kata yasy’urukum mempunyai
makna ya’lamukum (mengetahui). sperti dapat dipahami pada ayat dibawah
ini;
ومايشعركم أنها اء ذا جاء ت لا يؤمنون
Dan apakah yang menjadikan kamu tau bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman (QS.6;109).
Sedangkan dalam kamus lisan arab, kata
sya’ara dimaknai ilmu dan makrifah. Oleh karena itu kata asy-syua’ara
artinya ulama. Kemudian makna syair meluas dan berkembang menjadi kata
puisi.
3. Genre puisi pada masa jahiliah
Sangat sulit untuk melepaskan puisi dalam
kehidupan masyarakat jahiliyah, karena dari setiap aspek kehidupan
mereka tidak terlepas dari bersyair, puisi merupakan ujung tombak
senjata utama bagi mereka untuk mengangkat moral mereka baik saat
berperang, melakukan ritual agama, saat berdagang, berorasi politik,
saat bersantai-santai ataupun sekedar menghilangkan rasa keluh kesah
mereka yang menggambarkan aktivitas mereka saat itu. Sehingga tidak aneh
syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat pada
masyarkatnya waktu itu, maka masing-masing kabilah saling berbangga
dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka dan mereka
kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati
syair-syair tersebut.
Masih ingat dalam benak kita bahwa pada
musim haji di pasar ukaz sering diadakan perayaan sastra dan perlombaan
membuat dam membaca puisi yang berpusan di Mekkah yang menjadi sental
perdagangan dan kebudayaan saat itu di Hijaz. Bagi pemenang perhralatan
sastra tersebut karyanya akan ditulis dengan tinta emas dan di
gantingkan dika’bah yang disebut dengan muallaqot as-sabah. Syair ini
dinamakan mualaqot karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai
perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Dikatakan as-sabah
karena jumlah penyairnya ada 7 orang yaitu Umrul Qais,, Zuhair, Tarfah,
Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza . Kasidah mualaqot
merupakan salah satu bukti bahwa pada masa ini bangsa arab sudah
memperhatikan peradaban mereka yakni bersyair sebagai sarana untuk
berkarya dan membangun perababan yang makmur.
Kuatnya tradisi berpuisi bangsa arab
jahili digambarkan oleh Syukri Fhaisol yang mengatatakan bahwa puisi
bangsa arab hampir menguasai pembendaharaan bentuk ungkapan di berbagai
bidang dalam bahasa arab seperti dalam bidang peperangan kita mengenal
puisi fakhr, hija, khamasah. Dalam bidang ritual penghayatan ada puisi,
madh hikmah, dalam perdamaian ada puisi madeeh, itidraz dll. Semua
bidang tersebut pada masa jahiliah tumbuh dalam suasana puitis bahkan
rotsa dan mantra-mantra yang biasanya di gunakan para dukun jahiliahpun
bersajak sehingga dikenal dengan sajak Saja’ul kuhhan. Hubungan diantara
keduanyapun begitu dekat dengan wazan dan qafiahnya.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
1. Al-Madh puisi pujian. Puisi jenis ini
biasanya digunakan untuk memuji seseorang dengan segala sifat dan
kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan, keberanian maupun
tingginya kepribadiab ahlak seseorang yang dipujinya
2. Al-Hija’ puisi cercaan puisi ini
digunakan untuk mengeejeek atau mencaci seorang musuh dengam menyebutkan
keburukan musuh, baik itu untuk mengejek individu mushnya maufun
kabilahnya
3. Al-Fakhr puisi membangga. Puisi jenis
ini biasanya digunakan untuk berbangga-bangga dengan segala jenis
kelebihan dan keunggulan yang dimuliki oleh suatu kaum. Pada umumnya
puisi ini digunakan untuk kemenangan dan kemenangan seseorang atau
kabilah dalam peperangan.
4. Al-Hamaasah puisi semangat yakni puisi
ini digunakan untuk membangkitkan semangat dan membakar emosi
pasukannya ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun
sesuatu motivasi dalam hidup untuk berjuang
5. Al-Ghozal/ tasybih adalah jenis puisi
yang didalamnya ber isi tentang ungkapan cinta bagi sang kekasih
biasanya menyebutkan tentang wanita dan kecantikannya dahkan tempat
tinggalnya atau pun segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah
percintaan mereka.
6. Al-I’tidzar puisi permohonan maaf.
Puisi seperti ini biasanya digunakan untuk mengajukan udzur dan alas an
dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang
telah ia perbuat
7. Ar-Ritsa’ puisi belasungkawa, puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang yang sudah meninggal dunia.
8. Al-Washf merupakan sebuah jenis puisi
yang bisanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian dengan
penggambaran alam. Biasanya puisi seperti ini memberikan suatu gambaran
ataupun penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan
ekspresionistik seperti menggambarkan jalannya perang, keindahan alam
dll.
9. Hikmah puisi petuah bijak. jenis puisi seperti ini biasanya berisi tentang pelajaran kehidupan yang baik pada masa jahiliah.
Contoh puisi-puisi pada masa jahiliayah
Dibawah ini merupakan contoh puisi hikmahnya zuhair bin abi sulma
Dibawah ini merupakan contoh puisi hikmahnya zuhair bin abi sulma
سئمت تكاليف الحياة ومن يعش # ثمانين حولا لاأبالك يسأم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban
hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh tahun, pasti
ia akan jemu dengan beban hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang
terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari
esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang
siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia,
barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat
dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang
siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin
hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati
pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit
dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak
berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan
penyesalan baginya.”
Dibawah ini meupakan contoh puisinya ghazal umrul Qais
وليل كموج البحر أرخى سدوله # علي بأنوع الهموم ليبتل
فقلت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
فقلت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
Artinya: “ Malam bagaikan gelombang
samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk
membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang
punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang
kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang
tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat
ikatan yang kuat.”
Dibawah ini merupakn puisi madahnya nabigoh ketika memuju raja nu’man
فاءنك شمس و الملوك كواكب # اء ذا طلعت لم يبد منهن كوكب
Artinya: “sesungguhnya engkau adalah
matahari, sedangkan para raja yang lain dalah bintang-bintang, bila kau
terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”
Melihat lebih jauh tradisi berpuisi
bangsa arab mempunyai akar historis yang panjang. Sangat sulit bagi
penulis untuk melacaknya. Yang jelas tradisi puisi pada masa jahiliah
adalah embrio berkembangnya sastra arab hususnya genre yang berjenis
puisi yang mrupakan cerminan orisinilitas pemikiran bangsa arab juga
menjadi cerminan kehidupan mereka. Sangat jelas bahwa tradisi berpuisi
masyarakat jahiliah terutama syair muallaqot merupakan titik tolak
majunya peradaban bangsa arab yang akan maju pesat dan menjadi sumaber
peradaban dunia pada abad pertengahan saat bersendtuhan dengan islam.
dikutip dari: http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-sebagai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar