Minggu, 06 Mei 2012
Jumat, 27 April 2012
Pengertian Tajuk Rencana atau Editorial dalam Media Massa
Pengertian Tajuk Rencana atau Editorial dalam Media Massa
Oleh : Imung Pujanarko | 05-Mar-2008, 22:35:43 WIB
KabarIndonesia - Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana mempunyai sifat :
1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.
Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya :
1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis
Namun tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan tengah adalah :
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan yang berbeda-beda.
Penulis adalah dosen pada Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik, dan Ilmu Komunikasi Universitas Djuanda Bogor
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com
Oleh : Imung Pujanarko | 05-Mar-2008, 22:35:43 WIB
KabarIndonesia - Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana mempunyai sifat :
1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.
Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya :
1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis
Namun tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan tengah adalah :
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan yang berbeda-beda.
Penulis adalah dosen pada Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik, dan Ilmu Komunikasi Universitas Djuanda Bogor
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com
Kamis, 12 April 2012
Contoh feature
jalan hidup Si Tukang Sapu Masjid
lebih baik jadi mantan preman dari pada jadi mantan santri, itulah kata yang pantas untuk di berikan kepada Yanto (33) warga Klayatan Gang 2 yang kesehariannya yaitu mengabdi di Rumah bapak Muslikh juga mengabdi di sebuah mushola wakaf sebelah rumah bapak Muslikh itu.tiap hari Yanto selalu berada di tempat pengabdiannya,meskipun rumahnya sendiri dekat dari mushola itu. kala memasuki waktu sholat 5, dengan cekatan ia langsung mengumandangkan adzan untuk menserukan kepada seluruh waga agar segera menunaikan sholat 5 waktu.
pemuda yang memiliki nama asli Ahmad Riyanto adalah anak dari pasangan Bapak Manu dan Ibu Ningsih, dia merupakan anak pertama dari lima bersaudara, memang dia tidak memiliki pekerjaan yang tetap, kesehariannya hanya di isi di dengan mengabdi tersebut dan terkadang membantu tetangga-tetangga yang membutuhkan jasa darinya. pemuda yang hanya mengenyang pendidikan hingga bangku SD saja ini memiliki masalalu yang sangat suram untuk di kenang, kehidupannya sangat liar,pergaulannya juga sangat bebas, pernah ia menjadi pencuri yang suka mengambil barang- barang berharga milik tetangga dekat maupun jauh, tidak hanya itu bahkan ia berani mengambil barang di pertokoan besar yang ada di kota ini. selain mencuri ia sering juga tawuran antar pemuda baik di kampung maun di luar kampung, sangat parah kehidupan masalalu pemuda ini dalam kesehariannya ia tak pernah sholat ataupun ngaji. namun Tuhan berkehendak lain untuk kehidupan selanjutnya bagi pemuda ini, kisaran tahun 2000 di kampung tempat tinggalnya, ada yang boyongan untuk pindah tempat tinggal ke kampung tersebut,yaitu Bapak Muslikh sekeluarga. awal keberadaanya sangatlah di musuhi oleh yanto beserta segerombolan teman-temannya itu, karena mereka menganggap keluarga tersebut sok alim dan sok ceramah, dengan gigih keluarga Bapak Muslikh ini menyampaikan ajarannya dan di iringi juga dengan pembangungan Mushola, lama kelamaan akhirnya hati pemuda ini luluh juga,yanto mau ajakan dari bapak Muslikh untuk sholat atau hanya sekedar datang ke mushola itu, tiap hari yanto di ajaknya main ke rumahnya juga ke mushola, terkadang memang radak berat bagi pemuda itu,namun dengan sabarnya Bapak Muslikh, yanto pun sudah mulai terbiasa. tiap pagi ia datang ke mushola datang ke rumahnya untu bersih mushola atau membersihkan sepedah. bapakMuslikh juga mengajarkan tentang adzan juga tuntunan sholat 5 waktu itu, dan akhirnya sadarlah diri pemuda ini akan kebenaran ajaran islam. dengan sadarnya ia kemudian bertobat dan minta di bimbing oleh bapak muslikh itu,
setelah hari-hari Yanto di isinya di mushola untuk menyapu, mengepel, membenahi segalanya, dia juga selalu adzan meki dengan suara yang pas-pasan namun semangat mengalahkan itu semua. masalalu yang kelam itu sudah di buangnya jauh-jauh dari kehidupannya, terlihat begitu tentatram ia dalam menjalani hari-harinya. (mil)
Senin, 02 April 2012
untukku bapak
kata tak lagi berkata,
bahkan mulut tak mampu mengurai kata
saat kenyataan menyambar di ujung kata
kataku kini hanya diam dalam untaian bait rinduku
jika saja aku boleh menentang
pasti tak mau, senja terburu menjemputmu
raaga ini ingin selalu merangkai kata bersamamu
bapak...... :(
bahkan mulut tak mampu mengurai kata
saat kenyataan menyambar di ujung kata
kataku kini hanya diam dalam untaian bait rinduku
jika saja aku boleh menentang
pasti tak mau, senja terburu menjemputmu
raaga ini ingin selalu merangkai kata bersamamu
bapak...... :(
bapakku :-(
kini terasa begitu menusuk hatiku
mengingat akan kepergianmu, bapakku
lukisan kehampaan masih saja menghiasi bilik rinduku
pikir ku melayang jauh di sana menerobos langit rinduku
namun masih saja tak mampu aku menggapaimu
angin selalu setia menemaniku
memberikan kepalsuan pada dunia,
padahal hatiku sedih menahan rindu
kenyataan ini sungguh memilukanku
bapakku,
lagi air mataku menetes mengingatmu
mengingat akan kepergianmu, bapakku
lukisan kehampaan masih saja menghiasi bilik rinduku
pikir ku melayang jauh di sana menerobos langit rinduku
namun masih saja tak mampu aku menggapaimu
angin selalu setia menemaniku
memberikan kepalsuan pada dunia,
padahal hatiku sedih menahan rindu
kenyataan ini sungguh memilukanku
bapakku,
lagi air mataku menetes mengingatmu
masih tetap untukmu bapakku
bagai aku berada di tengah pematang sawah jauh sekali
di ujung sepi aku selalu menantimu, bapakku
tiada henti aku selalu merajut rinduku untukmu
aku tahu, tiada mungkin kembali
memberikan segar nafasku
aku tahu,aku kini terbelenggu dalam jaring rindu
inilah aku bapak, yang selalu menguntai kata rindu terdalamku untukmu bapak
kemarin,sekarang ataupun besok aku masih selalu memikul beban hidup yg makin penuh dengan syarat.
bapak, aku rindu, aku ingin kau menemaniku untuk menyusuri suratanku masih tersisa ini.
bapak, terasa jiwaku layu di ujung bebatuan roman kehidupan ini
bapak, sematan duka darimu masih saja melekat di dinding sanubariku.
aku rindu engkau bapak
rinduku yang tiada pernah menemui ujung......
bapak..... :(
di ujung sepi aku selalu menantimu, bapakku
tiada henti aku selalu merajut rinduku untukmu
aku tahu, tiada mungkin kembali
memberikan segar nafasku
aku tahu,aku kini terbelenggu dalam jaring rindu
inilah aku bapak, yang selalu menguntai kata rindu terdalamku untukmu bapak
kemarin,sekarang ataupun besok aku masih selalu memikul beban hidup yg makin penuh dengan syarat.
bapak, aku rindu, aku ingin kau menemaniku untuk menyusuri suratanku masih tersisa ini.
bapak, terasa jiwaku layu di ujung bebatuan roman kehidupan ini
bapak, sematan duka darimu masih saja melekat di dinding sanubariku.
aku rindu engkau bapak
rinduku yang tiada pernah menemui ujung......
bapak..... :(
Tuhan Aku rindu
Tuhan, aku tahu engkau sangat sayang kepadaku,
Tuhan, tapi kenapa engkau hanya memberiku kerinduan untuk bapakku saja,
Tuhan, linangan airmataku masih menderas membasahi pipiku yang mulai menyusut ini.
Tuhan, aku rindu
rindu untuk bapakku
Tuhan. aku rindu...
Langganan:
Postingan (Atom)
Review Novel Hati Suhita
KETEGUHAN HATI WANITA REVIEW NOVEL HATI SUHITA Judul: Hati Suhita Penulis: Khilma Anis Editor: Akhiriyati Sundari Penyunting:...
-
jiplak alias copi paste A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Karya sastra puisi adalah satu dari sekian ba...
-
Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan...
-
Para ahli sejarah kesusastraan Arab (al-Zayat, 1982:45) menyatakan bahwa ada empat tingkat para penyair pada masa jahiliyah bila dilihat d...