Sabtu, 31 Maret 2012

(EPISTIMOLOGI) By: Abdul Muhid

(EPISTIMOLOGI)
By: Abdul Muhid
Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang mempunyai peran penting dalam perkemembangan ilmu pengetahuan. Salah satu wilayah bahasan epistemologi  adalah persoalan bagaimana cara seseorang memperoleh pengetahuan. Rentang sejarah pemikiran filsafat dimulai dari abad klasik(600-400M) sampai abad kontemporer (1800-hingga sekarang)
Menurut Abdullah perhatian epistemologi klasik menyangkut aspek sumber ilmu pengetahuan. Sementara fokus epistemologi kontemporer lebih pada bagaimana proses, prosesdur, metodologi yang dipakai oleh seseorang ataupun kelompok untuk memperoleh pengetahuan.
Urgensi peran epistemologi serta bagaimana relasinya dengan agama, menjadi salah satu sorotan Rodliyah Khuzaa’i. Dalam penilitianya beliau mengkaji keunikan epistemologi Mohammad Iqbal  dan Charles S Pierce. Iqbal mewakili filsafat timur dengan ketajaman intuisinya. Sementara Pierce mewakili filsafat barat dengan kekuatan logika ilmiahya. Kedua tokoh filusuf ini hidup dalam kurun waktu abad ke-19 dan awal abad ke-20 diantara era modern dan era kontemporer.
Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab salah satu wilayah dibenua Asia dengan sejarahnya yang khas. Yaitu dengan penduduknya yang heterogen dan pluratas agama dianak benua ini. Ia hidup diantara dua kultur, yaitu timur sebagai tanah airnya telah memebekali keyakinan dengan kemunduran masyarakatnya akibat kolonialisme yang terlalu lama. Sementara dibarat telah memberikan berbagai ilmu rasional dengan kondisi masyarakatnya yang mengalami krisis spiritual. Latar belakang sosial ini telah mengkonstruk epistemologi Iqbal. Ia berusaha memadukan antara panca, indera akal dan intuisi.
 Iqbal Merupakan patriot Islam yang selalau menyuarakan kebebasan sebagai kritik terhadap terhadap ulama yang dituduh memenjarakan islam dengan melalaikan karakte progresifnya. Utamanya tentang ajaran takdir dan melawan realitas politik dimasanya(halaman 58)
THE RECONSTRUCTION OF RELIGIOUS THOUGHT IN ISLAM merupakan karya monumental Iqbal. Ia menyoroti tentang sagnasi pemikiran islam selam 500 tahun. Hal ini disebabkan oleh mat islamyang terlalu terlena dengan filsafat idealisme plato yang menafikan eksistensi individu. Dan emamndang rendah ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh anca indea dan akal.  Umat islam terjebak pada pantheisme sufi yang cenderung lari dari realitas kongkret untuk melebur pada ego mutlak.
Menurut Iqbal kehidupan adalah kenyataan manusia memepunyaitemapat dalam alam semesta ynag bergantung pada individualitasnya.  Kebesaran manusia terletajk pada kemampuan kreatifitasnya sebagai kholifah dikerajaan tuhan.
Kreatifitas manusia terejawantah dalamilmu pengetahuan.
Menurut Iqbal pengetahuan harus bersandar pada pengalaman indera dan akal untuk mencapai wahyau. Akan tetapi untuk mencapai pengetahuan langsung terhadapa wahyu dibutuhka pengalaman khususu yang disebut intuisi. Denganintuisi manusia dapat menerima realitas mutlak.
Berbeda dengn charles s Pierce yang hidup di benua amerika sebagai pusat  kegiatan akdemik yang sempurna dalamberbgai disiplin ilmu.dengan kondisisosialnya yang kondusif untuk mengambn agkan diri menjai seorang filsafat yang lebih bebas dan merdeka. Perikehidupan masyarakt amerika yang dsemakin berkembnag lebih memandang kedepan dai pada kebelakang yang lebih terararah pada berbuat sesuatudari pada memandang sesuatu. Pandangann inilah yang ikut mendukung Pierce  untuk menjadi seorang pragmatis.
Pragmatisme lebih merupakan sebuah rencana karya dan tindakan lebih lanjut, dan secara lebih praktis merupakan petunjuk dalam memahami realitas sekaligus bagimana ia dapat diubah. pragmatisme memberikan jawaban atas terpolarisasnya antara teori dan praxis.
Menurut Pierce teori yang baik harus mengarah pada penemuan penemuan fakta-fakta yang baru dengan pemikiran yang sungguh-sunguh logis dan terbuka untuk pengujian dalam rangka kensekuensi ntuk ditafsirkan.
Pierce memberikan jalan keluar terhadapa kebuntuan epistemologi modern yang dipandangya selalau menggunakan pendekatan tunggal, serba absolut tentang kebenaran. Sasaran kritik terhadap epistemologi modern adalah terhadap rasionalitas descartes yang dipandang oleh beberapa pemikir sebagai perpanjanagan dari idelisme. Metode keraguan (method of doubt) kemustahilan karena dimulai dengan keyakinan awa; yang telah kita milki. Prosedur descartes melandaskan pada satu rang kaian argumentasi yang sanagt ndividual yang melahirkan ”subjek sadar”.
Menuut Pierce Seseorang tidaka dapat mengetahui suasana internala hanya dengan instrospeksi diri, tetapi harus mengetahui dari fakta-fakta eksternal. Semua pemikiran manusia adalah hipotesis dan dapat keliru karaena tidak epas dari sig, tan da dan simbol yang harus dikomunikasikan dengan yang lain. Pierce menawarkan orientasi epistemologis dari individu ke pemikiran komunitas.  Pierce mendasarkan epistemologi pada komunitas untuk memeperoleh pengetahuan ilmiah dengan argumentasai yang banyak dan beragaam.
 charles s Pierce memiliki bangunan epistemologi yang kokoh. Logika ilmiah merupakan inti (core) dari epistemologi charles s Pierce yang sanagt runtut dan sistematis hingga menjadi klausal yang jelas benang merahnya. Ia menjajikan suatu mekanisme kerja teoritis ataupun praktis. Melali logika ilmiahnya berkembang menjadi semiotika  yang terus brekmbanag menjadi tyeori makna, hakekat keyakinan hingga sampai pada teiri “fallabilism”.
Fallabilism subsatnsinya adalah dinamika ilmu yang selau siapmenerima kritik dan revisi analisis demi kesempurnaan. Fallabilism dalah prinsip merupakan sebuah keniscayaan bagi seorang ilmuan. ilmuan yang sejati sebesar apapun penemuan hasil penelitiannya harus diterima sebagi kebenaran tentatif. Fallabillism bukan hanya pengujian akan ketahanan sebuah teori. Lebih dari itu untuk mengidentifikasi kekeliruan yang terjadi dipihak subjek (faktor mausia), faktor objek (alam)dan  perkembang yang terus berlangsung secara kontinu(halaman:139).
www.munad.multiply.com
E-mail: muhid_08@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Novel Hati Suhita

KETEGUHAN HATI WANITA REVIEW NOVEL HATI SUHITA Judul: Hati Suhita Penulis: Khilma Anis Editor: Akhiriyati Sundari Penyunting:...