I. PENDAHULUAN
Jazirah arab ialah sebuah tanah semenanjung terletak di bagian barat daya benua Asia, tanah ini terkenal dengan nama jazirah Arab atau pulau Arab, walaupun masih bertali dengan daratan benua Asia. Karena ia dilingkupi oleh lautan dari tiga segi, yaitu lautan Merah, lautan Hindia, lautan Oman dan selat Persia. Jazirah Arab terbagi atas dua bagian yaitu, bagian tengah dan bagian tepi. Bagian tengah terbagi atas dua yaitu: bagian utara disebut "Najed" dan bagian selatan disebut "al-Ahqof".
II. PEMBAHASAN
A. Kondisi Politik
Jazirah arab ialah sebuah tanah semenanjung terletak di bagian barat daya benua Asia, tanah ini terkenal dengan nama jazirah Arab atau pulau Arab, walaupun masih bertali dengan daratan benua Asia. Karena ia dilingkupi oleh lautan dari tiga segi, yaitu lautan Merah, lautan Hindia, lautan Oman dan selat Persia. Jazirah Arab terbagi atas dua bagian yaitu, bagian tengah dan bagian tepi. Bagian tengah terbagi atas dua yaitu: bagian utara disebut "Najed" dan bagian selatan disebut "al-Ahqof".
Pada jazirah
arab bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang amat jarang
dituruni hujan. Penduduknyapun sedikit sekali, yaitu terdiri dari kaum
pengembara yang berpindah-pindah tempat menuruti turunnya hujan, dan
mencari padang-padang yang ditumbuhi rumput tempat mengembala binatang
ternaknya.
Sedanngkan
pada jazirah Arab bagian tepi, hujan turun dengan teratur. Oleh karena
itu penduduknya tidak mengembara, melainkan menetap di tempatnya. Mereka
mendirikn kota-kota dan kerajaan-kerajaan dan sempat pula membina
berbagai kebudayan.
II. PEMBAHASAN
A. Kondisi Politik
Ahli sejarah membagi penduduk jazirah arab menjadi dua yaitu Arab Baidah dan Arab Baqiyah.
Ø
Arab Baidah yaitu orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Dan
tidak dikethui lagi kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci,
seperti kaum Ad dan kaum Tsamud.
Ø Arab Baqiyah (Arab Lestari), yaitu orng-orang Arab yang masih terdapat jejaknya.
Dinegeri-negeri Jazirah Arab telah berdiri beberapa kerajaan yang sifatnya dan bentuknya dua macam:
Ø Kerjaan yang bermahkota, tetapi tunduk pada kerajaan lain (mendapat otonomi dalm negeri).
Ø
Kerjaan tidak bermahkota, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh. Ia juga
mempunyai apa yang dipunyai oleh kerajaan-kerajaan sebenarnya. Kerajaan
yang bermahkota sangat banyak, diantaranya yaitu :
Kerajaan Makyam, kerajaan ini terletak diselatan arabia yaitu didaerah Yaman.
Kerajaan Saba', kerajaan ini juga berdiri didaerah Yaman yang pada waktu itu kerajaan Saba' ini menggantikan kerajaan Makyam. Kerajan Saba' mulai berdiri tahun 950 SM. Mula berdirinya merupakan satu kerajaan kecil saja, kemudian bertambah besar dan luas. Sementara itu Kerajan Makyam dan Quthban semakin kecil dan lemah. Akhirnya roboh dan dikuasai Kerajaan Saba' dan Kerajaan Saba' berdiri sampai tahuhn 115 SM.
Kerajaan Himyar, berdiri mulai Kerajaan Saba' mulai lemah. Kelemahan kerajaan Saba' memberi kesempatan bagi kerajaan Himyar untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat hingga akhirnya kerajaan Himyar dapat menguasai kerajaan Saba'.
Kerajaan Hirah, sejarah keamiran Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.
Kerajaan Ghassan, nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.
Hijaz, Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain, telah dapat menjaga kemerdekaannya. Tidak pernah negeri Hijaz dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-nagara asing. Hal itu disebabkan oleh letak dan kemiskinan negerinya, sehingga tidak menimbulkan keinginan pada negara-negara lain untuk menjajahnya.
Mekkah, yaitu kota tempat berdirinya Ka'bah. Dikeliling Ka'bah didirikan berbagai patung untuk disembah sebagai Tuhan orang-orang Arab. Pada mulanya Mekkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari kabilah Jurhum. Kemudian kabilah Jurhum diganti oleh kabilah Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Mekkah selama 300 th. Dalam periode ini mereka banyk membuat kesalahan, terutama dalam bidang agama.Dalam abad V M, kaum Quraisy merebut pimpinan Mekkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Dibawah pimpinan kaum Quraisy Mekkah menjadi maju. Untuk mengurus Mekkah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum Quraisy. Pada zaman Abdul Muthalib Mekkah lebih maju dan telaga Zam-Zam disempurnakan pemugarannya yaitu dalam tahun 540 M.
B. Kondisi Sosial
Ada dua cara dalam mempelajari syair Arab dimasa Jahiliyah, kedua cara itu sangat besar faedahnya :
Ø Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab sangat dihargai.
Ø Mempelajari syair itu dengan maksud, supaya kita dapat mengetahui adat istiadat dan budi pekerti bangsa Arab.
Syair
adalah salah satu seni yang paling indah yang amat dihargai dan
dimulyakan oleh bangsa Arab. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi
penyir-penyair, untuk mendengarkan syair-syair mereka.
Ada
beberapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul, yaitu : Pasar Ukaz,
Majinnah, dan Zul Majas. Dipasar-pasar itu penyir-penyair
memperdengarkan syairnya yang telah disiapkannya untuk maksud itu,
dengan di kelilingi oleh warga sukunya; yang memuji dan merasa bangga
dengan penyair-penyair mereka. Dipilihlah diantara syair-syair itu yang
terbagus, lalu digantungkan di Ka'bah tidak jauh dari patung dewa-dewa
pujaan mereka.Seorang penyair mempunyai kedudukan yang sangat amat
tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.Salah satu pengaruh dari syair pada
bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang
tadinya hina, atau sebaliknya, dapat menghina-dinakan seseorang yang
tadinya mulia.
Sebagai
contoh dapat kita sebutkan disini Abdul 'Uzza Ibnu 'Amir, dia adalah
seorang yang hidupnya melarat dan putri-putrinya banyak, akan tetapi
tidak ada pemuda-pemuda yang mau memperistri mereka. Kemudian dia dipuji
oleh al A'sya seorang penyair ulung. Syair al A'sya yang berisi pujian
itu tersiar kemana-mana. Dengan demikian menjadi masyhurlah Abdul 'Uzza
itu; penghidupanya menjadi baik, maka berebutlah pemuda-pemuda meminang
putri-putrinya. Itulah syair dan demikianlah pengaruhnya, syair itu
sebagai suatu seni yang telah menggambarkan kehidupan, budi pekerti, dan
adat istiadat bangsa Arab.
Syair-syair
dari penyair-penyair yang hidup dimasa Jahiliyah menjadi sumber yang
terpenting bagi sejarah bangsa Arab sebelum Islam. Syair-syair dapat
menggambarkan kehidupan bangsa Arab dimasa Jahiliyyah. Orang yang
membaca syair Arab, akan melihat kehidupan bangsa Arab tergambar dengan
jelas pada syair itu. Dia akan melihat padang pasir kemah-kemah tempat
permainan dan sumber-sumber air. Dia akan mendengar tutur kata
pemimpin-pemimpin laki-laki dan wanita. Di akan mendengar bunyi kuda dan
gemerincingan pedang. Syair itu akan mengisahkan kepadanya
peperangan-peperangan, adat istidat dan budi pekerti bangsa Arab, dan
banyak lagi hal-hal lain yang syair Arab Jahiliyah itu adalah sumber
untuk mengetahuinya.
C. Kondisi Agama
Ada
perlainan pendapat dalam kalangan ahli-ahli sejarah agama tentang
menentukan keadaan keadaan yang menolong bagi pertumbuhan dan
perkembangan naluri beragama itu.
Sebagian
dari mereka berpendapat bahwa naluri beragama akan tumbuh dan
berkembang, bila fikiran telah maju dan kecerdasan tinggi; bila manusia
telah sampai kepada taraf berfikir tentang dirinya, bagaimana dirinya
itu dijadikan, tenaga-tenaga dan daya-daya apa yang ada pada dirinya
itu, bagaimana dia dapat melihat dan mendengar dan sebagainya.
Sedang
sebagian lain berpendapat bahwa naluri beragama itu tumbuh dan
berkembang, dimana perbedaan gejala-gejala alam amat jelas kelihatannya,
dimana manusia merasa lemah berhadapan dengan gejala-gejala alam itu,
maka timbullah keinginannya hendak meminta pertolongan atau meminta
perlindungan kepada gejala-gejala alam itu. Beginilah halnya manusia
primitif ; dikala mereka melihat hujan, angin, penyakit, maut,
binatang-binatang buas, mereka merasakan kelemahan mereka maka oleh
karena itu dicarilah perlindungan. Juga terdapat dari bekas-bekas zaman
purbakala itu telah dapat diketahui orang, apakah agama yang dipeluk
pada masa itu. Rupanya mereka juga menyembah bulan dan matahari, mereka
sifatkan kedua benda itu dengan bermacam-macam sifat, mereka sembah.
Barang kali lantaran dialah penerang yang utama alam ini, dan
bintang-bintang adalah sebagai pahlawan-pahlawan wakil Tuhan Matahari.
Penyelidikan-penyelidikan
ilmiah telah menunjukkan bahwa jazirah Arab yang sekarang merupakan
padang pasir yang tandus, dahulunya adalah bumi yang subur dan hijau,
yang telah menganugerahkan kepada penduduknya berbagai macam kemakmuran.
Oleh karena itu amat boleh jadi perasaan keagamaan telah timbul pada
bangsa Arab semenjak zaman yang disebutkan. Dikatakan demikian karena
semangat beragama amat kuat pada bangsa Arab, hal ini adalah nyata dan
tidak diragukan lagi, serta dapat disaksikan setiap hari.
Bangsa
Arab adalah salah satu dari bangsa-bangsa yang telah mendapat petunjuk.
Mereka mengikuti agama Nabi Ibrahim, setelah Nabi Ibrahim melarikan dii
dari kaumnya yang hendak membakar dengan api, karena beliau mengingkari
dan melawan dewa-dewa mereka.
Tetapi
bangsa Arab setelah mengikuti Nabi Ibrahim lantas kembali lagi
menyembah berhala. Berhala-berhala itu mereka buat dari batu dan
ditegakkan di Ka'bah. Dengan demikian agama Nabi Ibrahim
bercampur-aduklah dengan kepercayaan Watsani, dan hampir-hampir
kepercayaan Watsani itu dapat mengalahkan agama Nabi Ibrahim, atau
benar-benar agama Nabi Ibrahim telah kalah oleh kepercayaan Watsani.
D. Kesimpulan
Sebelum Islam datang dijazirah Arab sudah berdiri kerajaan-kerajaan dan membentuk peradapan. Peradapan yang terus berkembang dan maju.
Kondisi
sosial bangsa arab menjadikan syair sebagai kesenian dan sebagai penjelmaan adat istiadat bangsa Arab, watak, dan kondisi sosil mereka.
bangsa Arab sebelum Islam telah mempunyai kepercayaan dengan melihat fenomena alam dan menjadikannya sebagai Dewa seperti hujan, petir, gempa bumi dan sebagainya. Juga menjadikan benda-benda langit sebagai Dewa dan menyembahnya seperti Matahari, Bulan dan Bintang.
Disusun oleh :
Muhammad Romdloni
Muhammad Muhsin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar