Ø sya’ir (puisi)
Puisi sudah
dikenal pada masa jahiliyah karena pada masa ini genre sastra yang paling indah
ialah puisi. Saat itu puisi yang paling populer ialah المعلقات
(Puisi-puisi Yang Tergantung). Disebut demikian karena
puisi-puisi tersebut digantungkan di dinding Ka’bah. Dinding Ka’bah kala itu
kurang lebih juga berfungsi sebagai “majalah dinding”. Penyair yang paling
terkenal pada masa jahiliyyah ialah Imru’ul Qais. Disamping itu tercatat pula
nama-nama seperti Al-A’syaa, Al-Khansa, dan Nabighah Adz-Dzibyani.
Berdasarkan
temanya, puisi zaman jahiliyah dibedakan atas الفخر (membangga-baggakan
diri atau suku), الحماسة (kepahlawanan), المدح (puji-pujian), الرثاء
(rasa putus asa, penyesalan, dan kesedihan),الهجاء (kebencian
dan olok-olok), الوصف (tentang keadaan
alam), الغزل (tentang wanita), الاعتذار (permintaan maaf).
Setelah
Islam datang, tidak berarti bahwa puisi-puisi menjadi dilarang. Islam datang
untuk memelihara yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, menghilangkan
yang buruk-buruk saja, dan melengkapi yang masih lowong. Tentang puisi, Nabi
bersabda,”إن من الشعر حكمة (Sesungguhnya diantara
puisi itu terdapat hikmah)”. Ketika Hasan ibn Tsabit (شاعر
الإسلام ) mengajak untuk mencemooh musuh – musuh Islam, Nabi berkata, ”هجاهم و جبريل معك (Cemoohlah mereka, Jibril
bersamamu)”. Nabi pernah memuji puisi
Umayyah ibn Abu Shalti, seorang penyair jahiliyah yang menjauhi khamr dan
berhala. Nabi juga pernah memuji puisi Al-Khansa, seorang wanita penyair zaman jahiliyyah.
Bahkan, Nabi pernah menghadiahkan burdah (gamis)-nya kepada Ka’ab ibn Zuhair
saat Ka’ab membacakan qasidahnya yang berjudul بنات
سعاد . Karena itu, muncullah apa yang disebut dengan Qasidah Burdah.
Di masa permulaan Islam ini, berkembang pula genre pidato dan surat
korespondensi. Surat-surat pada mulanya
dibuat oleh Nabi untuk menyeru raja-raja di sekitar Arab agar masuk Islam.
·
Contoh
Pusi Arab Modern
جفت عينى من الدموع
وجفت قلبى من النزيف
ومازال قلبى اثير بحبك
ومازالت لياليى
الشوق تعذب قلبى
وجفت قلبى من النزيف
ومازال قلبى اثير بحبك
ومازالت لياليى
الشوق تعذب قلبى
ومازال حبى يصارع امواج الزمان
وجرا سفن الحب فى دمعى
وجرت سفن الشوق فى دمى
تحمل حبك وانتظارك
وجرا سفن الحب فى دمعى
وجرت سفن الشوق فى دمى
تحمل حبك وانتظارك
ومازلت عينى تنتظر اللقاء
وتنتظر ان تاتى وتمسحى دمو عى
ومازال قلبى ينتظر الرجوع
.. وحب العمر
وتنتظر ان تاتى وتمسحى دمو عى
ومازال قلبى ينتظر الرجوع
.. وحب العمر
ومازلت انتظرك يا حبيب قلبى
ومازلت عينى تبكى من بعد رحيلك
ومازال قلبى ينبض بحبك
ومازلت عينى تبكى من بعد رحيلك
ومازال قلبى ينبض بحبك
انتظرك يا حبيبى انتظرك وانتظر حبك
وقلبى ينتظر قلبك
وعينى تشتاق لعينك
وقلبى ينتظر قلبك
وعينى تشتاق لعينك
Artinya: Air mata
ini telah habis
Luka di hati pun telah kering
Aku masih menantimu
Malam-malamku selalu menyapa
Dengan kerinduan yang menyiksa
Luka di hati pun telah kering
Aku masih menantimu
Malam-malamku selalu menyapa
Dengan kerinduan yang menyiksa
Cintaku masih
bergumul dengan zaman
Ada perahu cinta mendatangi air mata ini
Begitupun dengan perahu rindu
Datang membawa cintamu
Yang selalu aku tunggu
Ada perahu cinta mendatangi air mata ini
Begitupun dengan perahu rindu
Datang membawa cintamu
Yang selalu aku tunggu
Aku selalu ingin
bertemu
Mengharap engkau datang
Dan mengusap air mataku, sayang
Hati ini menunggu engkau kembali
Menuju cinta yang abadi
Mengharap engkau datang
Dan mengusap air mataku, sayang
Hati ini menunggu engkau kembali
Menuju cinta yang abadi
Ku kan selalu
menantimu, cinta
Air mata ini selalu datang
Semenjak engkau menghilang
Tapi, hati tak pernah layu
Mengharap cintamu
Air mata ini selalu datang
Semenjak engkau menghilang
Tapi, hati tak pernah layu
Mengharap cintamu
Pada
masa Bani Umayyah, muncul tema-tema politik dan polemiknya sebagai dampak dari
ramainya pergelutan politik dan aliran keagamaan. Namun, pada masa ini Islam
juga mencapai prestasi pembebasan (القتوح)
yang luar biasa, sehingga banyak memunculkan شعر
الفتوح و الدعوة الإسلامية (Puisi Pembebasan dan Dakwah Islam). Para
penyair yang terkenal pada masa ini antara lain Dzur Rimah, Farazdaq, Jarir,
Akhtal, dan Qais ibn Al-Mulawwih (terkenal dengan sebutan Majnun Laila).
Ø Nastr (prosa)
Adapun
prosa ada zaman Bani Abbasiyah, surat menyurat menjadi semakin penting dalam
rangka penyelenggaraan sistem pemerintahan yang semakin kompleks. Dalam genre
prosa, muncul prosa pembaruan (النثر التجديدي)
yang ditokohi oleh Abdullah ibn Muqaffa dan juga prosa lirik yang ditokohi oleh
antara lain Al-Jahizh. Salah satu prosa terkenal dari masa ini ialah Kisah
Seribu Satu Malam (ألف ليلة و ليلة).
Dalam dunia puisi juga muncul puisi pembaruan yang ditokohi oleh antara lain
Abu Nuwas dan Abul Atahiyah.
Masa
Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan Sastra Arab. Karena
Islam juga eksis di Andalusia (Spanyol), maka tidak ayal lagi kesusastraan Arab
juga berkembang disana. Pada zaman Harun Al-Rasyid, berdiri Biro Penerjemahan
Darul Hikmah. Namun hal lain yang perlu dicatat ialah bahwa pada masa ini
banyak terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat akibat pergumulan yang
kuat bangsa Arab dengan bangsa ajam (non Arab).
Contoh
Natsr : dalam bentuk khutbah (lihat teks arabnya dalam majalah adz-Dzakhirrah
edisi 5)
Khutbah Abu Bakar Ash Shiddiq ketika menjadi khalifah
Sesudah
meninggalnya Rasulullah , kaum muslimin memilih Abu Bakar Ash Shiddiq untuk
menjadi khalifah, karena keutamaan dan kedudukannya dalam Islam. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah dari kalangan
laki-laki, beliau adalah orang yang menemani Rasulullah dalam gua (ketika
bersembunyi dari kejaran orang kafir), dan beliau adalah seorang yang menemani
Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Dan Rasulullah memerintahkan kepada
Abu Bakar (ketika Rasulullah sakit) untuk menjadi imam kaum muslimin. Dan
ketika Abu bakar menjadi khalifah ia berkhutbah kepada manusia. Ia memulai
khuthbahnya dengan ucapan tahmid (memuji kepada Allah ) lalu berkata :
(Teks
bahasa Arab )
Terjemahannya; :
"Wahai manusia kalian telah menjadikanku sebagai khalifah, dan kalian telah membebaniku dengan suatu perkara padahal aku bukanlah orang yang termulia di antara kalian, maka jika kalian melihatku berada di atas kebenaran bantulah aku, dan jika kalian melihatku berjalan di atas jalan kesesatan maka tunjukilah aku kepada kebenaran, dan hendaklah kalian taat kepadaku selama aku taat kepada Allah ". Dan jika aku durhaka kepada Allah dan perintahku menyelisihi perintah Allah maka janganlah mentaatiku".
"Wahai manusia kalian telah menjadikanku sebagai khalifah, dan kalian telah membebaniku dengan suatu perkara padahal aku bukanlah orang yang termulia di antara kalian, maka jika kalian melihatku berada di atas kebenaran bantulah aku, dan jika kalian melihatku berjalan di atas jalan kesesatan maka tunjukilah aku kepada kebenaran, dan hendaklah kalian taat kepadaku selama aku taat kepada Allah ". Dan jika aku durhaka kepada Allah dan perintahku menyelisihi perintah Allah maka janganlah mentaatiku".
"Ingatlah
(sesungguhnya) ukuran kuat dan lemah menurutku adalah kebenaran. Orang yang
berada di atas kebenaran adalah orang kuat walaupun ia orang yang lemah hingga
aku mengambilkan untuknya kebenaran, dan orang yang berada dalam kebatilan
adalah lemah walaupun ia kuat hingga aku mengambil darinya kebenaran (yang ia
rampas)".
"Inilah
perkataanku, dan aku mohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian".
Maraji':
Diterjemahkan dari kitab silsilah.
Diterjemahkan dari kitab silsilah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar