Berbicara
mengenai periodesasi kesusastraan Arab, seringkali kita dibuat bingung dengan
adanya perbedaan penulisan periodesasi yang ditulis masing-masing penulis
sejarah kesusastraan Arab, baik dari segi peristilahannya maupun dari segi
waktunya.
Pada
umumnya, periodesasi kesusastraan dibagi sesuai dengan perubahan politik.
Sastra dianggap sangat tergantung pada revolusi sosial atau politik suatu
negara dan permasalahan menentukan periode diberikan pada sejarawan politik dan
sosial, dan pembagian sejarah yang ditentukan oleh mereka itu biasanya
diterima begitu saja tanpa dipertanyakan lagi (Wellek, 1989:354). Penentuan
mulainya atau berakhirnya masa setiap periodesasi hanyalah perkiraan, tidak
dapat ditentukan dengan pasti, dan biasanya untuk mengetahui perubahan dalam
sastra itu biasanya akibat perubahan sosial dan politik (Jami'at, 1993:18). Di
bawah ini akan dipaparkan bentuk penulisan periodesasi yang dilakukan oleh para
ahli kesusastraan Arab, antara lain:
Hana al-Fakhuriyyah membaginya ke dalam lima
periodesasi, yaitu:
1.
Periode Jahiliyyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini dibagi atas
dua bagian, yaitu masa sebelum abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai
dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah (1 H/622 M).
2.
Periode Islam, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak
tahun 1 H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan
Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M), dan masa Bani Umayyah (41-132
H/661-750 M).
3.
Periode Abbasiyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung
sejak 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.
4.
Periode kemunduran kesusastraan Arab (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di
mulai sejak Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada
tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).
5.
Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab; periode kebangkitan ini dimulai
dari masa pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang.
Adapun
Muhammad Sa'id
dan Ahmad Kahil
(1953: 5-6) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam enama periode
sebagai berikut:
1.
Periode Jahiliyyah, dimulai sekitar satu tengah abad sebelum kedatangan Islam
sekitar dan berakhir sampai kedatangan Islam.
2.
Periode permulaan Islam (shadrul Islam); dimulai sejak kedatangan Islam dan
berakhir sampai kejatuhan Daulah Umayyah tahun 132 H.
3.
Periode Abbasiyah I, dimulai sejak berdirinya Daulah Abbasiyah tahun 132 H dan
berakhir sampai banyak berdirinya daulah-daulah atau negara-negara bagian pada
tahun 334 H.
4.
Periode Abbasiyah II, dimulai sejak berdirinya daulah-daulah dalam pemerintahan
Abbasiyah dan berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Tartar atau
Mongol pada tahun 656 H.
5.
Periode Turki, dimulai sejak jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Mongol dan
berakhir dengan datangnya kebangkitan modern sekitar tahun 1230 H.
6.
Periode Modern, dimulai sejak datangnya kebangkitan modern sampai sekarang.
Sedangkan
Ahmad Al-Iskandi
dan Mustafa Anani dalam
Al-Wasit Al-Adab
Al-Arobiyah Wa Tarikhihi (1916:10) membagi periodesasi kesusastraan Arab
ke dalam lima periode, yaitu:
1.
Periode Jahiliyah,
periode ini berakhir dengan datangnya agama Islam, dan rentang waktunya sekitar
150 tahun.
2.
Periode permulaan Islam
atau shadrul Islam, di dalamnya termasuk juga periode Bani
Umayyah, yakni dimulai dengan datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya
Daulah Bani Abbas pada tahun 132 H.
3.
Periode Bani Abbas,
dimulai dengan berdirinya dinasti mereka dan berakhir dengan jatuhnya Bagdad di
tangan bangsa Tartar pada tahun 656 H.
4.
Periode dinasti-dinasti
yang berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki, di mulai
dengan jatuhnya Baghdad dan berakhir pada permulaan masa Arab modern.
5.
Periode Modern,
dimulai pada awal abad ke-19 Masehi dan berlangsung sampai sekarang ini.
Adanya
Perbedaan istilah dalam penulisan periodesasi kesusastraan Arab seperti dua
contoh di atas, merupakan suatu hal yang wajar, seperti yang dikemukakan Teeuw
(1988: 311-317) bahwa perbedaan itu disebabkan empat pendekatan utama, yaitu:
1.
Mengacu pada perkembangan sejarah umum, politik atau budaya.
2.
Mengacu pada karya atau tokoh agung atau gabungan dari kedua hal tersebut.
3.
Mengacu pada motif atau tema yang terdapat dalam karya sepanjang zaman.
4.
Mengacu pada asal-usul karya sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar